REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Hashem Safieddine, memperingatkan agar Zionis tidak menargetkan penodaan Masjid Al-Aqsa dan menyerang jamaah di sana. Sebab apabila itu terjadi, hal demikian sama saja dengan menyulut api jihad seluruh Muslim Lebanon.
Dilansir di Saba, Sabtu (8/4/2023), dia mengatakan bahwa penargetan Al-Aqsa oleh Zionis akan menyulut seluruh wilayah untuk menekankan bahwa usaha Zionis untuk menargetkan Al-Aqsa dan merusak kesucian umat Islam akan mengobarkan wilayah.
Situs web Al-Manar mengutip Safi Al-Din dalam pidatonya pada hari Kamis, dia berkata, “Agar Zionis tahu bahwa Masjid Al-Aqsa tidak sendirian, dan di belakangnya ada ratusan juta umat Islam yang siap menumpahkan darah untuk itu,".
Safi Al-Din menilai bahwa peristiwa ini adalah kesempatan dan kesempatan untuk menegaskan kembali opsi perlawanan yang dibutuhkan bangsa Lebanon di Palestina dan Lebanon, dan di semua lokasi konfrontasi dengan musuh. Yakni agar bangsa Lebankn tetap kuat dan membentuknya sendiri di masa depan.
Sebagaimana diketahui, Pasukan Israel dan pemukim Yahudi kerap melakukan serbuan ke Masjid Al- Aqsa untuk memprovokasi warga Palestina.
Bagi umat Muslim, Al-Aqsa mewakili tempat paling suci ketiga Islam sementara Yahudi menyebutnya Bukit Bait Suci, mengatakan bahwa tempat itu merupakan situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, yang menjadi lokasi Al-Aqsa, selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel kemudian menganeksasi seluruh kota pada 1980, sebuah gerakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.