IBUWARUNG -- Ramadhan adalah momen penuh berkah bagi seluruh umat Islam. Meskipun harus puasa menahan lapar dan haus, kegiatan sahur dan buka puasa bersama, ngabuburit, hingga mudik menjelang Hari Raya menjadi hal yang paling dinanti.
Tapi karena terlalu excited dengan acara buka bersama dan menyambut Idul Fitri, tak jarang banyak yang mengalami overbudget alias boncos karena pengeluaran ini-itu. Gimana cara mengatasinya?
Bibit Weekly memberikan sejumlah tips keuangan di Bulan Ramadhan, terutama usai menerim tunjangan hari raya alias THR.
Pertama, budgeting. Pernah nggak sih, di Bulan Ramadhan malah jadi boros? Padahal harusnya bisa lebih berhemat karena pengeluaran untuk makan bisa berkurang karena puasa.
Biasanya, ada beberapa pengeluaran yang tampak sepele tapi ternyata lumayan besar jika diakumulasi. Contohnya mengikuti terlalu banyak event buka puasa bersama (bukber) yang diadakan dari teman sekolah, kuliah, sampai rekan kerja. Sering jajan takjil untuk buka puasa, padahal nggak semua dimakan. Tergoda promo dan diskon. Baju baru hingga gadget dan bahkan perhiasan baru untuk lebaran. Kirim hampers atau parcel untuk saudara, teman, sampai kolega. Bagi-bagi THR
Dari daftar di atas, mana nih yang sering kamu alami? Pengeluaran-pengeluaran tersebut mungkin wajar ada di masa puasa. Tapi usahakanlah agar pengeluaran tersebut tidak membuatmu malah menjadi boros dan bahkan tidak bisa menabung.
Itulah sebabnya, kita perlu mengatur pengeluaran di bulan puasa berdasarkan prioritasnya. Agar pengeluaranmu tidak bengkak, cobalah membuat budgeting di bulan puasa ini sesuai skala prioritas dan kebutuhan serta kemampuan keuanganmu.
Hal paling penting adalah sesuaikan dengan budget dan prioritaskan yang paling penting. Jangan lupa untuk disiplin mengikuti budgeting dan melakukan evaluasi sehingga menghindari terjadinya overbudgeting.
Kedua, hindari kebiasaan impulsive buying. Bulan Ramadhan biasanya banyak promo dan potongan harga yang bertebaran. Tergoda dengan diskonan, akhirnya membeli barang yang sebenarnya mungkin tidak diperlukan. Inilah yang disebut dengan impulsive buying alias kebiasaan membeli tanpa berpikir panjang.
Padahal, puasa menjadi waktu untuk menahan diri dari godaan. Tak terkecuali juga dari godaan promo dan diskon, yang sebenarnya tidak termasuk pula dalam anggaran belanja yang telah dibuat.
Tapi bukan berarti kamu dilarang untuk belanja dan memanfaatkan promo. Tetap boleh kok, asalkan hal yang kamu beli merupakan barang yang benar-benar kamu butuhkan.
Contohnya, ada promo tiket kereta atau pesawat untuk mudik di Hari Raya Lebaran. Atau promo hampers untuk dikirimkan ke keluarga atau kolega.
Ketiga, banyak ajakan bukber tapi jangan terjebak FOMO. Buka puasa bersama sering menjadi momen yang dinantikan di masa Ramadhan. Namun bukan berarti kamu harus mengiyakan semua ajakan bukber. Kurangi mengikuti bukber hanya karena merasa takut ketinggalan atau Fear of Missing Out (FOMO).
Kembali lagi pada poin kedua, yaitu atur prioritas pengeluaran kamu sepanjang bulan puasa ini lewat budgeting. Kalau memang budget-mu hanya untuk empat kali buka puasa bersama, maka kamu juga harus tegas ke diri sendiri untuk bisa menolak ajakan lainnya.
Prioritaskan acara bukber mana yang paling penting untuk kamu hadiri dan sesuaikan juga dengan budget.
Terakhir, investasi. Dana investasi itu disisihkan, bukan disisakan. Apalagi saat bulan puasa, sebenarnya makin besar peluang untuk investasi.
Pasalnya, selain kamu bisa lebih berhemat dari jatah makan siang dan jajan, kamu juga akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang bisa menambah investasimu!