REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara (Sulut) Sarbin Sehe mengatakan takwa merupakan manifestasi dalam ibadah puasa.
"Manifestasi takwa berkaitan erat dengan amal perbuatan seseorang," kata Sarbin, di Manado, Selasa (12/4/2023).
Prinsip takwa berusaha menghindar, menjauhi diri dari setiap perbuatan yang dilarang Allah karena ketaatan kepada-Nya.
Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi umat Islam adalah salah satu sarana menumbuhkan takwa. Maka kualitas ibadah puasa harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, menjaga dan menjauhi dari perbuatan yang membatalkan atau mengurangi pahala ibadah puasa.
Ia mengatakan Nabi Muhammad SAW menyampaikan kekhawatiran kualitas ibadah puasa umatnya, seperti disebutkan dalam riwayat hadits yang artinya "Banyak di antara orang yang berpuasa tidak memperoleh sesuatu dari puasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga."
Hal ini berarti tujuan ibadah puasa adalah taqwa, bukan pada upaya menahan diri dari lapar dan dahaga. Kekhawatiran Nabi, ini bukan tidak ada alasan, sebab ibadah puasa dikategorikan berat, sifatnya sangat subyektif atau rahasia.
Manifestasi taqwa adalah senantiasa merasakan kehadiran Allah SWT. Hal ini seperti disebutkan dalam salah satu Hadits Rasulullah yang artinya "Bagaikan melihat-Nya atau kalau yang demikian tidak mampu dicapainya, maka paling tidak, menyadari bahwa Allah melihatnya."
Jika ibadah puasa diibaratkan seperti pohon, maka taqwa adalah buahnya. Buah tidak langsung ada, melainkan melalui proses yang panjang mulai fase menanam, merawat, hingga menunggu masa berbuah.
"Proses inilah dalam ibadah puasa harus dipelihara," katanya.