Kamis 13 Apr 2023 07:44 WIB

Demokrat Soal Anas: Lebih Tepat Tanyakan ke Abraham Samad

Selepas bebas dari Sukamiskin, Anas memberi sindiran keras terhadap lawan politiknya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai, tak tepat jika partainya dikaitkan dengan Anas Urbaningrum. Khususnya, pernyataan Anas yang menyinggung ihwal skenario besar yang disampaikannya usai bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Sukamiskin Bandung, Selasa (11/4).

"Kalau mengaitkan atau membenturkan Mas Anas dengan Mas AHY atau dengan Demokrat, enggak ada hubungan," ujar Herzaky di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (12/4) malam.

 

photo
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (tengah) berjalan menuju podium usai bebas dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin, Jalan A.H. Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (11/4/2023). (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

 

Menurutnya, pernyataan Anas tersebut lebih baik ditanyakan kepada Abraham Samad yang dulu adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, KPK di era Abraham Samad-lah yang menetapkan Anas sebagai tersangka atas kasus korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang pada 2010-2012.

Saat itu, Anas Urbaningrum diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan divonis delapan tahun penjara. Lalu, dia mengajukan banding atas vonis itu dan mendapatkan keringanan hukuman menjadi tujuh tahun penjara.

Namun, KPK mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) atas putusan pengurangan tersebut. Hukuman Anas justru diperberat atau bertambah dua kali lipat menjadi 14 tahun penjara yang diputuskan oleh majelis hakim agung yang terdiri atas Artidjo Alkostar, Krisna Harahap, dan MS Lumme.

"Karena yang menghukum beliau itu KPK, kemudian ada podcast dari Abraham Samad, ada bang Bambang Widjojanto, Novel Baswedan yang itu mengcounter Mas Anas. Jadi, tidak tepat ditanyakan ke Demokrat, tanyakan lebih tepat ke Abraham samad, Bang BW, Novel," ujar Herzaky.

Ia juga menilai, tak tepat jika Anas dikaitkan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, Partai Demokrat menjadi pihak yang paling dirugikan dalam kasus korupsi tersebut.

"Intinya kalau bicara Mas Anas tidak ada kaitan dengan AHY, SBY, dan Demokrat. Jadi, jangan dibenturkan, karena yang kami tahu ada permasalahan itu dengan KPK," ujar Herzaky.

"Kami jelas dengan kasus yang terjadi dulu itu sangat dirugikan. Jadi, tidak mungkin kami menjadi otak dari yang begitu," sambungnya.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum resmi bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Sukamiskin Bandung, Selasa (11/4). Selepas bebas, Anas memberikan sindiran keras terhadap lawan politiknya.

Anas yang menggunakan baju koko putih itu mengatakan, skenario besar yang disusun lawan politik dengan memasukkannya ke penjara dalam waktu lama dan beranggapan dirinya telah selesai dipastikan tidak terjadi.

"Skenario boleh besar, kuat, hebat. Sekuat apapun serinci apapun skenario manusia tidak akan mengalahkan skenario Tuhan," ujar Anas saat berpidato di hadapan ratusan loyalisnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement