REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Joseph Borrell mengatakan akan sulit bagi negara Uni Eropa untuk mempercayai Cina jika negara Tirai Bambu tersebut tidak berusaha menemukan solusi politik untuk krisis Ukraina.
Komentar tersebut tertuang dalam sebuah pidato yang seharusnya disampaikan Borrell kepada sebuah lembaga pemikir di Beijing pada hari Jumat (14/4/2023), tetapi ia harus membatalkan perjalanannya ke Cina setelah terjangkit Covid-19. Pidato yang telah disiapkan telah dipublikasikan di situs web Uni Eropa.
"Akan sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, bagi Uni Eropa untuk mempertahankan hubungan kepercayaan dengan Cina, yang ingin saya lihat, jika Cina tidak berkontribusi dalam mencari solusi politik berdasarkan penarikan Rusia dari wilayah Ukraina," kata Borrell.
"Netralitas dalam menghadapi pelanggaran hukum internasional tidak dapat dipercaya," kata Borrell, sambil menambahkan himbauan agar Presiden Cina, Xi Jinping berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan agar Cina memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada rakyat Ukraina.
Xi telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dua kali namun belum berbicara dengan Zelenskyy sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Cina menyatakan penentangannya terhadap serangan terhadap warga sipil dan fasilitas nuklir dalam sebuah tawaran dokumen perdamaian, posisi tentang Ukraina yang diterbitkan pada bulan Februari. Tetapi Cina menahan diri untuk tidak mengkritik Rusia secara terbuka atas tindakannya di Ukraina.