Sabtu 15 Apr 2023 14:30 WIB

Ridwan Kamil Minta OTT Yana Mulyana Jadi yang Terakhir

Sekda Kota Bandung Ema Sumarna akan menjadi Pelaksana Harian (PH).

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ani Nursalikah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan pedagang saat inspeksi mendadak (Sidak) harga kebutuhan pokok. Ridwan Kamil Minta OTT Yana Mulyana Jadi yang Terakhir
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan pedagang saat inspeksi mendadak (Sidak) harga kebutuhan pokok. Ridwan Kamil Minta OTT Yana Mulyana Jadi yang Terakhir

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Wali Kota Bandung Yana Mulyana oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (14/4/2023) membuat Gubernur Jabar Ridwan Kamil prihatin.

Karena, untuk kesekian kalinya pejabat daerah di Jabar tertangkap KPK. Ridwan Kamil berharap, kasus Yana Mulyana ini menjadi yang terakhir tak ada lagi kasus berikutnya.

Baca Juga

"Dan saya berharap ini yang terakhir betul-betul ini kasus yang terakhir. Supaya masyarakat bisa fokus pada hal-hal yang baik seperti pencapaian pembangunan dan lainnya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai Sidak Harga ke Pasar Kosambi, Sabtu (15/4/2023).

Menurut Emil, ia pun sudah berkonsultasi kepada Mendagri sementara berdasarkan aturan mengangkat Sekda Kota Bandung Ema Sumarna menjadi Pelaksana Harian (PH). "Jadi kami menunjuk posisi tertinggi di pemerintahan," katanya.

Terkait strategi yang dilakukan Pemprov Jabar untuk mencegah korupsi, Emil mengatakan ia sudah sering menyampaikan soal strategi Pemprov Jabar dalam memberantas korupsi. "(Kalau strategi) sudah ada Pemprov Jabar sudah membuat begitu juga dari KPK ada program penangkalan," katanya.

Tapi, kata dia, ada sifat-sifat dari individu yang tidak selalu bisa dibereskan secara sistematis. "Ya sebagus apapun karena itu menyangkut motivasi pribadi ya tergantung komitmen individu," katanya.

KPK melakukan OTT Wali Kota Bandung Yana Mulyana sejak siang hingga malam. Hal itu diduga karena Yana menerima suap atas pengadaan barang dan jasa dari jaringan internet hingga CCTV.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement