Selasa 18 Apr 2023 00:11 WIB

Ulama Nigeria Imbau Calon Jamaah tidak Berhaji dengan Utang

Jangan memaksakan diri untuk beribadah kepada Allah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Ulama Nigeria Imbau Calon Jamaah tidak Berhaji dengan Utang
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Ulama Nigeria Imbau Calon Jamaah tidak Berhaji dengan Utang

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Seorang ulama di Nigeria, Syekh Ibrahim Yusuf, mendesak umat Islam tidak mengambil pinjaman untuk mengunjungi Tanah Suci karena bertentangan dengan perintah agama.

Dilansir di Vanguard, Ahad (16/4/2023), Syekh Yusuf mengatakan hal ini pada Kuliah Ramadhan yang diselenggarakan oleh Jaringan Wanita Muslim Profesional di Lagos.

Baca Juga

Dalam ceramah bertajuk “Islam adalah Agama yang Lengkap”, Syekh Yusuf mengatakan tidak perlu bagi umat Islam meminjam atau mengambil pinjaman untuk menunaikan haji.

Yusuf mengatakan sudah menjadi norma di masyarakat saat ini bahwa orang ingin melakukan lebih dari kemampuannya untuk pamer. Beliau mengatakan tidak ada yang baru dalam Islam karena agama ini lengkap dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.

Banyak orang mengalami tekanan di masyarakat karena mereka mengambil pinjaman dari bank keuangan mikro dan tidak dapat membayar kembali.

“Untuk beribadah kepada Allah atau pergi haji, itu jika mampu. Jangan mengambil pinjaman karena itu, ini tidak dapat diterima. Islam sebagai agama tidak mewajibkan siapa pun yang tidak mampu. Islam adalah agama yang damai dan lengkap," ujar dia.

Ada lima rukun dalam Islam yang harus dipatuhi oleh setiap muslim, tidak ada Tuhan selain Allah, sholat lima waktu, rajin membayar zakat, berpuasa selama Ramadhan dan berhaji (Makkah). "Kunjungan ke tanah suci merupakan salah satu rukun, namun tidak wajib. Itu sukarela jika Anda memiliki biayanya, ”kata ulama itu.

Di sisi lain, ia mendesak semua Muslim yang melewatkan puasa apa pun selama Ramadhan untuk membayarnya sesuai ketentuan. “Anda dibebaskan dari puasa jika Anda sakit, musafir, hamil, ibu menyusui dan jika anda sudah lanjut usia. Anda tidak diharapkan untuk berpartisipasi dalam puasa jika Anda termasuk dalam kategori ini. Tapi, Anda harus mencari waktu di kemudian hari untuk mengganti hari-hari yang terlewatkan," ujar dia.

Jangan memaksakan diri untuk beribadah kepada Allah. Banyak orang stres karena pinjaman. Jika Tuhan berkata kita akan pergi ke tanah suci, kita bisa melakukannya.

Allah berfirman, “Agama ini telah Kuselesaikan untukmu dengan mudah, jangan memaksakan diri,” pesannya.

Yusuf mendesak umat Islam mengabdikan diri pada shalat, sedekah dan zakat bahkan setelah Ramadhan. Ramadhan hanya setahun sekali, kita harus beribadah dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah selama periode ini.

“Masa tersebut merupakan masa disiplin diri yang diharapkan terus dilakukan oleh setiap muslim setelah Ramadhan,” jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement