Senin 17 Apr 2023 12:47 WIB

Bertemu Kanselir Jerman, Jokowi Tekankan Hubungan Ekonomi Setara

Menlu Retno mengeklaim, RI-Jerman terbentuk 18 kesepakatan senilai Rp 27,9 triliun.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri), Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah) dan istrinya Iriana (kanan) tiba untuk upacara pembukaan pameran dagang industri tahunan Hannover Messe di Hanover, Jerman, (16/4/2023). Indonesia adalah negara mitra pameran industri Hanover tahun ini dan diwakili oleh lebih dari 150 peserta pameran. Pada pameran perdagangan terkemuka dunia untuk industri, sekitar 4.000 perusahaan dari industri teknik mesin, listrik dan digital serta sektor energi akan memamerkan teknologi, pengembangan, dan solusi terbaru mereka untuk industri yang terhubung dan netral iklim dari 17 hingga 21 April 2023 .
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri), Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah) dan istrinya Iriana (kanan) tiba untuk upacara pembukaan pameran dagang industri tahunan Hannover Messe di Hanover, Jerman, (16/4/2023). Indonesia adalah negara mitra pameran industri Hanover tahun ini dan diwakili oleh lebih dari 150 peserta pameran. Pada pameran perdagangan terkemuka dunia untuk industri, sekitar 4.000 perusahaan dari industri teknik mesin, listrik dan digital serta sektor energi akan memamerkan teknologi, pengembangan, dan solusi terbaru mereka untuk industri yang terhubung dan netral iklim dari 17 hingga 21 April 2023 .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Guesthouse Lower Saxony, Hannover, Jerman, pada Ahad (16/4/2023). Dalam pertemuan bilateral itu, Jokowi menekankan pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia-Jerman dan Indonesia-Uni Eropa.

"Untuk itu, berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan perlu dibenahi. Bapak Presiden juga meminta dukungan Jerman agar perundingan perjanjian Indonesia-EU CEPA dapat segera dituntaskan," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi dalam keterangan pers Istana di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Di bidang investasi, menurut Retno, Jokowi menyambut baik kolaborasi komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia-Jerman. Jokowi, kata dia, juga menilai investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas. "Investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas, seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi," ujar Retno.

Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya investasi dan ahli teknologi Jerman guna mendukung transisi energi di Indonesia. "Dalam diskusi tadi juga dibahas mengenai implementasi dari The Just Energy Tansition Partnership," kata Retno.

Lebih lanjut, Retno juga menyampaikan sejumlah hasil dalam kunjungan Presiden Jokowi kali ini, yakni dalam hubungan antara pemerintah (G to G) dan hubungan antara bisnis (B to B). Terdapat dua kerja sama yang telah disepakati antara Pemerintah Indonesia dan Jerman (G to G), yakni Joint Declaration of Intent on Join Economic and Investment Commitee.

"Untuk G to G telah dilakukan penandatanganan dua kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman, yaitu pertama Joint Declaration of Intent on Join Economic and Investment Commitee mengenai pembentukan forum gabungan sektor pemerintah dan swasta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi,” kata Retno.

Selain itu, hasil lainnya dari kunjungan RI 1 adalah Joint Declaration of Intent in The Feed of Digitalization antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Digital dan Transformasi Jerman. Keduanya sepakat bekerja sama untuk mendukung pengembangan transformasi digital.

Sementara itu, dalam kerja sama business to business, Retno mengeklaim, sudah terbentuk sebanyak 18 kesepakatan dengan nilai sekitar Rp 27,9 triliun. "Yaitu di sektor sustainibility dan transisi energi, investasi, inovasi start up, dan making Indonesia 4.0," kata Retno.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement