Senin 17 Apr 2023 15:01 WIB

Para Menlu G7 Menolak Agresi Cina, Korea Utara, dan Rusia

Para Menlu G7 menggelar pertemuan di Karuizawa, Jepang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
(Ki-ka) Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jepang
Foto: EPA-EFE/KIM KYUNG-HOON
(Ki-ka) Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, KARUIZAWA -- Para menteri luar negeri Kelompok Tujuh (G7) menolak agresi ancaman Cina terhadap Taiwan dan uji coba rudal jarak jauh Korea Utara yang tidak terkendali. Para menteri juga membangun momentum untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina dan menghukum Rusia karena invasinya.

"Dunia berada pada titik balik pertempuran di Ukraina dan harus dengan tegas menolak upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan, dan agresi Rusia terhadap Ukraina dan ancaman penggunaan senjata nuklirnya," kata Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi.  

Baca Juga

Bagi delegasi Amerika, pertemuan itu datang pada momen krusial terkait tanggapan dunia atas invasi Rusia ke Ukraina dan upaya menghadapi Cina. Dua isu ini menjadi pokok pembahasan para menteri luar negeri G-7. Mereka  menganggap persoalan itu sebagai tantangan kuat terhadap tatanan internasional berbasis aturan pasca-Perang Dunia Kedua.

Seorang pejabat senior AS yang bepergian dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kepada wartawan, tujuan pemerintah AS adalah menopang dukungan bagi Ukraina, termasuk inisiatif besar pada infrastruktur energi Ukraina yang diluncurkan pada pertemuan G-7 tahun lalu di Jerman, termasuk memastikan kelanjutan pemberian bantuan militer ke Kiev. 

Pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, dalam pertemuan para menteri luar negeri akan dibahas tentang cara memperdalam dukungan untuk kemampuan pertahanan dan pencegahan jangka panjang Ukraina. Langkah ini juga dapat meningkatkan posisi Kiev untuk negosiasi potensial yang dapat mengakhiri konflik sesuai ketentuannya.

Peran Jepang sebagai tuan rumah tahun ini memberikan kesempatan untuk membahas tindakan terkoordinasi terkait Cina.  Para pemimpin dan menteri luar negeri negara-negara G7 belum lama ini menyelesaikan kunjungan ke Cina. Dalam pertemuan di Karuizawa, para menteri luar negeri diharapkan membahas pendapat mereka tentang posisi Cina dalam berbagai masalah, termasuk perang di Ukraina, Korea Utara, dan Taiwan.

Dalam jamuan makan malam pribadi pada Ahad (16/4/2023) malam, Hayashi mendesak dialog lanjutan dengan Cina mengenai banyak tantangan global di mana partisipasi dari Beijing dipandang penting.  Di antara kepentingan Cina yang terkait dengan kepentingan negara kaya adalah perdagangan global, keuangan, dan upaya iklim.

Tetapi para diplomat juga ingin mengatasi sikap Cina yang baru-baru ini lebih agresif di Asia Timur Laut. Hayashi mengatakan, negara-negara luar harus terus membangun hubungan yang konstruktif dan stabil.

"Kami mengungkapkan keprihatinan dan menyerukan Cina untuk bertindak sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab,” menurut ringkasan dari makan malam tertutup tersebut.

Belum lama ini, Cina mengirim pesawat dan kapal untuk mensimulasikan pengepungan Taiwan.  Beijing juga dengan cepat menambahkan hulu ledak nuklir, mengambil garis keras pada klaimnya atas Laut Cina Selatan dan menggambarkan skenario konfrontasi yang akan datang.

Sebelumny Blinken dijadwalkan mengunjungi Beijing pada Februari. Tetapi perjalanan itu ditunda karena insiden balon mata-mata Cina di atas wilayah udara AS. Hingga kini kunjungan Blinken belum dijadwal ulang.

Blinken sempat bertemu dengan diplomat top Cina, Wang Yi, di sela-sela Forum Keamanan Munich. Tetapi kontak tingkat tinggi antara Washington dan Beijing jarang terjadi.  Dengan demikian, Blinken akan menggali informasi dari Prancis dan Jerman terkait interaksi mereka dengan Cina.

Pejabat AS temengatakan, ada kekhawatiran bersama di antara negara-negara G7 atas tindakan Cina.  Pejabat itu menambahkan, para menteri luar negeri akan membahas bagaimana melanjutkan pendekatan terkoordinasi ke Cina.

Korea Utara juga menjadi kekhawatiran bagi Jepang dan tetangga lainnya di kawasan itu. Sejak tahun lalu, Pyongyang telah melakukan uji tembak sekitar 100 rudal, termasuk rudal balistik antarbenua yang berpotensi mencapai daratan AS dan berbagai senjata jarak pendek lainnya yang mengancam Korea Selatan dan Jepang.

Hayashi menyatakan keprihatinan mendalam atas peluncuran rudal balistik Korea Utara dengan frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para menteri luar negeri G7 mengecam keras peluncuran rudal balistik Korea Utara yang dilakukan berulang kali. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement