REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (17/4/2023) menyerukan keterlibatan dan dukungan seluruh dunia untuk memperbarui arsitektur keuangan internasional, yang katanya diciptakan untuk dunia yang "sudah tidak ada lagi".
Guterres membuat pernyataan pada pembukaan Forum Pembiayaan untuk Pembangunan, yang berlangsung di markas besar PBB di New York dari 17 hingga 20 April.
Dia memperingatkan bahwa karena krisis multidimensi, Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) berubah menjadi "fatamorgana dari apa yang mungkin terjadi", karena masyarakat dan pemerintah-pemerintah berjuang untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Ketidaksetaraan di beberapa negara mengalami kemunduran menuju tingkat awal abad ke-20, saat sebelum perempuan diizinkan untuk memilih atau memberikan suara, dan sebelum konsep perlindungan sosial diterima secara luas, katanya.
Menurut Guterres, PBB telah mengusulkan rencana Stimulus SDG untuk meningkatkan pembiayaan jangka panjang yang terjangkau bagi semua negara yang membutuhkan, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi yang akan membantu mencapai SDG, meringankan beban utang negara berkembang, dan meningkatkan akses untuk pendanaan.
"Dalam jangka panjang, kita tidak akan menyelesaikan tantangan hari ini dengan mengandalkan sistem keuangan yang menyebabkannya," kata dia.
Arsitektur keuangan global diciptakan untuk dunia yang sudah tidak ada lagi, kata Guterres, menambahkan bahwa "arsitektur itu tidak dapat mengatasi tantangan yang dihadapi saat ini oleh negara-negara berkembang" dan "telah mengecewakan negara-negara pada saat mereka sangat membutuhkan."
Sekarang diakui secara luas bahwa dunia membutuhkan sistem ekonomi yang koheren dan terkoordinasi, serta mencerminkan realitas ekonomi global saat ini, sistem yang mendukung kondisi ekonomi yang stabil dan membantu negara-negara untuk berinvestasi dalam SDG, katanya.
"Kami membutuhkan keterlibatan dan dukungan dari seluruh penjuru dunia untuk memperbaharui arsitektur keuangan internasional dan membuatnya mampu menghadapi tantangan hari ini dan besok," kata Guterres.