Selasa 18 Apr 2023 10:17 WIB

Kadar Gula Darah tak Terkontrol, Kebiasaan Sehari-hari Ini Jadi Biang Keroknya

Banyak yang mengeluh kadar gula darahnya tak turun meski telah melakukan antisipasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Alat pendeteksi kadar gula darah (ilustrasi). Banyak orang mengeluh kadar gula darahnya tidak turun meski telah melakukan beberapa tindakan pencegahan.
Foto: www.freepik.com
Alat pendeteksi kadar gula darah (ilustrasi). Banyak orang mengeluh kadar gula darahnya tidak turun meski telah melakukan beberapa tindakan pencegahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin atau ketika tubuh tak dapat menggunakan insulin yang disiapkan oleh pankreas. Peningkatan kadar gula darah juga dikenal sebagai hiperglikemia, menyebabkan diabetes.

Kondisi tersebut selanjutnya berkembang merusak saraf dan pembuluh darah. Banyak orang mengeluh kadar gula darahnya tidak turun meski telah melakukan beberapa tindakan pencegahan. Mengapa bisa terjadi demikian? Berikut ini empat alasannya:

Baca Juga

1. Anda berhenti minum obat begitu melihat kadar gula darah terkendali

Lead Consultant Department of Internal Medicine CK Birla Hospital, Gurugram, dr Tushar Tayal, mengatakan obat gula dapat dihentikan sementara atau dalam beberapa kasus secara permanen. Tapi itu semua tergantung gaya hidup dan pola makan masing-masing individu.

Dia menyebut, penderita diabetes harus olahraga teratur serta mengonsumsi karbohidrat olahan rendah, protein tinggi, dan lemak sedang. "Berat badan dalam rentang yang tepat untuk tinggi dan usia dapat membantu seseorang menghentikan pengobatan, tetapi hanya dengan berkonsultasi dengan dokter,” ujarnya seperti dikutip dari laman Times of India, Selasa (18/4/2023).

“Obat-obatan harus dilanjutkan bahkan jika gula terkendali karena penderita diabetes biasanya resisten atau kekurangan insulin dan gaya hidup sehat dan obat-obatan menjaga gula tetap terkendali," ujarnya. Gula darah yang tidak terkontrol akan terus menguras sel-sel yang membuktikan insulin dalam tubuh Anda.

2. Anda beranggapan, menjadi kurus tak akan mengganggu kadar gula darah

Dr Tayal berbicara tentang kesalahpahaman penting lainnya seputar diabetes. Menurut dia, memang benar bahwa orang yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih rentan terkena gula darah tinggi dan diabetes, tetapi itu tidak selalu benar.

Ada beberapa jenis diabetes seperti diabetes tipe 1 pada individu dengan berat badan normal atau rendah. "Juga pada orang dengan gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu lama, mereka dapat mulai kehilangan berat badan karena kehilangan otot dan lemak tubuh," kata dia.

3. Anda tidak melihat gejala apa pun dan tidak mengukur kadar gula darah

Dr Tayal mengatakan, sebelum munculnya gejala gula darah tinggi yang berlebihan seperti rasa haus yang berlebihan, rasa lapar yang berlebihan, frekuensi buang air kecil, merasa sangat lemah, ada tanda-tanda tertentu yang harus dicari untuk deteksi gula darah tinggi. “Yang paling umum adalah penggelapan kulit di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan," ujarnya. Selain itu, memiliki kekebalan rendah yang menyebabkan infeksi berulang seperti folikulitis adalah indikator lainnya.

4. Anda melambat setelah didiagnosis menderita diabetes

Pakar berbicara tentang asumsi penting seputar diabetes. Dia menyoroti bagaimana beberapa orang melambat dan cenderung melakukan lebih sedikit aktivitas fisik begitu mereka didiagnosis menderita diabetes.

“Olahraga teratur sangat penting bagi setiap individu, penderita diabetes atau non diabetes untuk tetap sehat dan menjaga gula tetap terkendali. Disarankan setidaknya 150 menit per pekan yang harus mencakup latihan kardio dan kekuatan," ujar dr Tayal.

Otot mengambil kelebihan gula darah tetapi pada penderita diabetes proses ini menjadi lambat. Berolahraga meningkatkan massa otot yang pada gilirannya membantu mengendalikan gula. Olahraga juga mengurangi kelebihan lemak perut yang merupakan penyebab utama penyebab diabetes, hipertensi, dan penyakit gaya hidup lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement