Selasa 18 Apr 2023 11:23 WIB

Cina Siap Berperan Damaikan Palestina dan Israel

Cina bersedia memainkan peran konstruktif dalam mendorong perdamaian Israel-Palestina

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri China Qin Gang menegaskan Cina bersedia memainkan peran konstruktif dalam mendorong perdamaian di Israel dan Palestina
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Menteri Luar Negeri China Qin Gang menegaskan Cina bersedia memainkan peran konstruktif dalam mendorong perdamaian di Israel dan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Cina pada Senin (17/4/2023), menekankan perlunya Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan damai sesegera mungkin. Penegasan Cina itu melihat kondisi yang sangat memprihatinkan akibat konflik Israel-Palestina yang semakin meningkat.

Menteri Luar Negeri Cina, Qin Gang mengatakan hal itu dalam pembicaraan telepon terpisah dengan rekan-rekannya dari Israel dan Palestina, pada hari Senin. Kepada Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki, Qin menegaskan Cina bersedia memainkan peran konstruktif dalam mendorong perdamaian di wilayah tersebut, menurut pernyataan yang diunggah oleh Kementerian Luar Negeri Cina.

Cina telah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan konsultasi dan berkomunikasi secara erat dengan komunitas internasional untuk mencoba mendinginkan situasi. Cina mengutuk keras kata-kata dan perbuatan yang melanggar resolusi PBB yang relevan.

"Cina mendukung dimulainya kembali perundingan damai antara Palestina dan Israel sesegera mungkin atas dasar "solusi dua negara", dan bersedia untuk memainkan peran aktif dalam hal ini," katanya.

Upaya Cina untuk mengambil peran lebih besar dalam perdamaian Israel dan Palestina, setelah perundingan perdamaian yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) selalu gagal. Sebab perundingan yang digawangi AS, yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza dari wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967, telah terhenti selama hampir satu dekade.

Bahkan upaya perundingan yang dipimpin AS itu, tidak menunjukkan tanda-tanda kelanjutan yang positif. Sementara, Qin menekankan bahwa Cina selalu mendukung otonomi strategis negara-negara Timur Tengah dan mendukung mereka untuk memegang masa depan mereka di tangan mereka sendiri, dan menambahkan Cina bersedia untuk terus memberikan kontribusi untuk perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Sementara itu, Al-Maliki sangat menghargai posisi Cina yang jelas dalam masalah Palestina. Pihaknya berterima kasih kepada Cina karena telah mendukung penentuan nasib sendiri dan kenegaraan Palestina yang merdeka, dan menyambut baik semua upaya yang dilakukan oleh Cina.

Al-Maliki memuji Cina karena mempromosikan pemulihan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran, yang menunjukkan peran Cina sebagai negara besar yang bertanggung jawab. Kedua belah pihak sepakat untuk mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai oleh kedua kepala negara.

Termasuk mempromosikan kerja sama di berbagai bidang dan mendorong hubungan persahabatan tradisional antara kedua negara ke tingkat yang baru. Pihak Palestina menyatakan dukungan tegas terhadap prinsip satu Cina dan menentang campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan dalam negeri Cina dengan dalih hak asasi manusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement