Kamis 20 Apr 2023 05:17 WIB

Kapal Tanpa Awak AS Mengarungi Selat Hormuz Pertama Kalinya

Selat Hormuz menjadi tempat para pelaut Amerika menghadapi pasukan Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Foto selebaran yang disediakan oleh situs web Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC); Berita Sepah menunjukkan, kapal tempur militer Iran mengelilingi kapal induk mockup selama pertandingan perang di Selat Hormuz, selatan Iran, 28 Juli 2020. Media melaporkan bahwa Iran mengadakan pertandingan perang di Selat Hormuz di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Foto: EPA-EFE/HANDOUT HANDOUT EDITORIAL USE ONLY
Foto selebaran yang disediakan oleh situs web Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC); Berita Sepah menunjukkan, kapal tempur militer Iran mengelilingi kapal induk mockup selama pertandingan perang di Selat Hormuz, selatan Iran, 28 Juli 2020. Media melaporkan bahwa Iran mengadakan pertandingan perang di Selat Hormuz di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kapal tanpa awak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengarungi Selat Hormuz yang strategis untuk pertama kalinya pada Rabu (19/4/2023). Selat Hormuz merupakan jalur air penting untuk pasokan energi global, yang menjadi tempat para pelaut Amerika menghadapi pasukan Iran.

Juru bicara Angkatan Laut AS, Timotius Hawkins, mengatakan, perjalanan kapal L3 Harris Arabian Fox MAST-13, speedboat 13 meter (41 kaki) yang membawa sensor dan kamera, menarik perhatian Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, tetapi tidak ada insiden yang berlangsung. Dua kapal Penjaga Pantai AS, USCGC Charles Moulthrope dan USCGC John Scheuerman, mendampingi kapal tanpa awak itu.

“Orang-orang Iran mengamati kapal permukaan tak berawak yang melintasi selat itu sesuai dengan hukum internasional,” kata Hawkins kepada The Associated Press.  

Hawkins mengatakan, sebuah drone Iran dan setidaknya satu kapal serangan cepat kelas Houdong yang dioperasikan oleh IRGC mengamati kapal tanpa awak MAST-13.

Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain berpatroli di perairan Timur Tengah, khususnya Teluk Arab dan Selat Hormuz dengan tujuan tetap membuka jalur air untuk perdagangan internasional, serta melindungi kepentingan dan sekutu Amerika.  Namun, Iran memandang kehadiran Angkatan Laut AS sebagai penghinaan, dan membandingkannya dengan pasukannya yang menjalankan patroli di Teluk Meksiko.

Media pemerintah Iran tidak mengakui perjalanan drone tersebut. Misi Iran untuk PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kapal tanpa awak AS itu.

Armada ke-5 meluncurkan satuan tugas  khusus kapal tanpa awak tahun lalu. Satuan tugas ini bertujuan untuk memiliki armada sekitar 100 kapal tak berawak, baik yang berlayar maupun kapal selam, yang beroperasi di wilayah tersebut dengan sekutu Amerika. Iran menyita beberapa kapal tanpa awak Amerika yang sedang diuji di wilayah tersebut pada akhir Agustus dan awal September.

 MAST-13 sekarang beroperasi di Teluk Oman. Perang bayangan maritim telah terjadi ketika kapal tanker minyak direbut oleh pasukan Iran dan ledakan mencurigakan  menghantam kapal di wilayah tersebut, termasuk yang terkait dengan perusahaan Israel dan Barat.  Iran membantah terlibat dalam ledakan tersebut, kendati bukti dari Barat menunjukkan sebaliknya.

Umpan video MAST-13 dapat mengirimkan gambar kembali ke pantai dan kapal di lautan. Kapal tanpa awak ini ini membantu pelaut melihat kapal sebelum mendekatinya. Kehadiran kapal tanpa awak itu sangat berguna, karena Angkatan Laut dan sekutu Barat melakukan tindakan penyitaan senjata yang diyakini berasal dari Iran menuju Yaman.

“Ini menempatkan lebih banyak perhatian pada air, memungkinkan kami untuk memantau dengan lebih baik apa yang terjadi,” kata Hawkins.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement