REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Indodax Oscar Darmawan menyebut investor memahami beragam pola aset kripto. Investor, menurut dia, perlu jadi DYOR (Do Your Own Research) dan juga memahami analisis fundamental seperti mempelajari whitepaper, membaca pemberitaan mengenai kripto yang akan dibeli, melihat komunitas dan lain-lain.
Selain itu, investor juga perlu memahami analisis teknikal, yaitu cara memahami pola candlestick. “Adanya Candlestick investor bisa melihat aktivitas harga suatu kripto. Di market Indodax, investor dapat melihat aktivitas harga dari time frame 1 menit, 5 menit, 15 menit, 1 jam, 4 jam, 1 hari, 3 hari, 1 minggu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (20/4/2023).
Oscar menyebut candlestick para investor dapat melihat informasi seputar harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan harga terendah. Dengan mahir membaca pergerakan candlestick, investor bisa mendapatkan gambaran dan sinyal penting apakah kripto yang ingin di beli atau jual berkemungkinan akan naik atau turun.
“Dengan begitu, investor bisa mengambil keputusan terbaik untuk melakukan jual beli aset kripto,” ucapnya.
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh investor dalam memulai mempelajari candlestick yaitu investor perlu memperhatikan candlestick tersebut yang berwarna merah dan hijau. Warna merah menunjukkan adanya penurunan harga dan warna hijau menunjukkan kenaikan harga.
“Candle yang berwarna hijau yang menandakan adanya momentum beli, bagian bawah candle tersebut menunjukkan harga pembukaan dan bagian atas menunjukkan harga penutupan,” ucapnya.
Sementara candle berwarna merah adalah kebalikannya. Bagian bawah menunjukkan harga penutupan dan bagian atas menunjukkan harga pembukaan. Setelah investor memahami teknik paling dasar ini, selanjutnya investor perlu mengetahui pola candlestick bullish reversal (dimana pola candlestick ini bisa memprediksi adanya kenaikan harga) dan pola bearish reversal (dimana pola candlestick ini bisa memprediksi adanya penurunan harga.
Untuk mengetahui sinyal kripto akan naik, ada beberapa pola candlestick bullish reversal yang bisa investor pelajari, antara lain Pola Bullish Hammer, adanya candlestick berwarna hijau dengan sumbu yang berada di bawah badan candle tersebut. Pola ini berbentuk seperti palu atau hammer, dan menunjukkan pola bearish sudah berakhir dan berbalik arah menjadi bullish.
Kedua, Pola Bullish Engulfing, adanya candlestick berurut berwarna hijau pada akhir downtrend. Jika dibandingkan dengan candle berwarna merah sebelah kiri, candle berwarna hijau ini akan berukuran lebih tinggi dibanding candle berwarna merah
Ketiga Pola Candle Morning Star, dimana adanya candlestick kecil (berwarna merah atau hijau) diantara candlestick merah dan candlestick hijau berukuran besar. Jika investor melihat pola ini, ini menandakan bahwa sinyal kenaikan harga akan segera dimulai.
Keempat Pola Three White Soldier, dimana pola ini cukup berbeda dengan ketiga pola di atas. Sesuai dengan namanya, investor berpaku pada tiga candle berwarna hijau dimana candle tersebut berbentuk seperti tangga naik dengan ukuran badan candle yang panjang pipih. Jika investor sudah melihat ini, maka ini menunjukkan sinyal beli kripto yang cukup kuat.
Untuk mengetahui sinyal kripto akan turun, ada beberapa pola candlestick bearish reversal yang bisa investor pelajari, yaitu:
Pertama, Pola Three Black Crows, dimana pola ini merupakan kebalikan dari pola three white soldier dimana investor berpaku pada tiga candle berwarna merah, candle tersebut berbentuk seperti tangga turun.
Berbeda dengan three white soldier, investor juga perlu memperhatikan dua candle merah terakhir memiliki pembukaan harga yang berada di tengah-tengah candlestick sebelumnya dan penutupan harga yang lebih rendah dari candlestick merah pertama.
Kedua, pola Hanging man, dimana pola ini merupakan kebalikan dari pola bullish hammer, adanya candlestick berwarna merah dengan sumbu yang berada di bawah badan candle tersebut. Pola ini berbentuk seperti palu dan menunjukkan pola bullish sudah berakhir dan berbalik arah menjadi bearish.
Ketiga Pola Shooting Star, dimana pola ini serupa dengan pola hanging man. Perbedaannya hanya bagian sumbu yang berada di atas badan candle berbentuk seperti palu terbalik berwarna merah.
Keempat, Pola Bearish Harami, dimana pola ini menunjukkan adanya penurunan harga. Candle berwarna merah berukuran kecil dimana candle dan sumbunya tidak lebih panjang dari candle hijau sebelumnya.
Untuk memahami pola candlestick, memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun Oscar melihat bahwa dengan belajar pola candlestick ini, investor bisa memahami betul bagaimana trading dan bisa saja menuai cuan. Indodax memiliki kanal edukasi online gratis bernama indodax academy yang berfungsi untuk memberikan edukasi seputar kripto dan blockchain dengan bahasan yang mendalam dan jelas.
“Memahami pola candlestick memang memiliki beberapa kelebihan, namun sebenarnya pola ini memiliki kekurangan yaitu Grafik dari chart yang kurang berfungsi baik jika diaplikasikan dengan timeframe kecil. Indodax kami memiliki timeframe 1 menit, 5 menit, 15 menit, bahkan sampai 1 minggu. Jika investor ingin mengaplikasikan pola ini ada baiknya investor menunggu closing candle pada timeframe 4 jam, yaitu 30 menit sebelum pergantian candlestick supaya candle yang terbentuk sudah final,” ucapnya.