Jumat 21 Apr 2023 08:02 WIB

Israel Buka Kedutaan Permanen di Turkmenistan, Hanya Berjarak 17 Km dari Iran

Dulu Israel hanya memiliki kedutaan sementara di Ibu Kota Turkmenistan, Ashgabat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen meresmikan kedutaan permanen di Turkmenistan pada Kamis (20/4/2023). Israel membangun kehadiran diplomatik di negara yang terdekat dengan Iran.
Foto: AP/Oded Balilty
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen meresmikan kedutaan permanen di Turkmenistan pada Kamis (20/4/2023). Israel membangun kehadiran diplomatik di negara yang terdekat dengan Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen meresmikan kedutaan permanen di Turkmenistan pada Kamis (20/4/2023). Israel membangun kehadiran diplomatik di negara yang terdekat dengan Iran.

Israel dan Turkmenistan telah menjalin hubungan diplomatik 30 tahun lalu. Namun Israel hanya memiliki kedutaan sementara di Ibu Kota Turkmenistan, Ashgabat. Sementara Turkmenistan dengan penduduk mayoritas Muslim masih belum memiliki kedutaan di Israel.

“Saya datang untuk membuka kedutaan Israel yang terletak 17 kilometer dari perbatasan dengan Iran, dan untuk mengadakan serangkaian pertemuan dengan presiden dan pejabat lainnya,” kata Cohen.

Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dengan Presiden Turkmenistan Serdar Berdymukhamedov, Cohen mengatakan hubungan Israel dengan "kekuatan adidaya" Asia Tengah memiliki kepentingan strategis. Israel bertujuan untuk memperluas hubungan dengan Turkmenistan.

“Kami bermaksud memperluas hubungan ekonomi yang mencakup pertanian, air, teknologi, dan pertahanan perbatasan. Tidak diragukan lagi kedua negara akan mendapat manfaat dari kerja sama yang lebih erat," ujar Cohen.

Turkmenistan yang kaya dengan gas alam itu memiliki kebijakan netralitas. Mereka menghindari keanggotaan dalam blok politik atau militer mana pun.  Mitra ekonomi utama Turkmenistan adalah Cina yang merupakan pengimpor gas dari negara itu.

Perdagangan Turkmenistan dengan Iran relatif kecil. Kedua negara berselisih tentang potensi cadangan hidrokarbon yang besar di Laut Kaspia.

Kelima negara pesisir Kaspia menandatangani konvensi pada 2018 untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Namun Teheran belum meratifikasi dokumen itu. Langkah Iran ini telah menghambat rencana Turkmenistan untuk membangun jaringan pipa melintasi laut dalam rangka mengirimkan gas ke Eropa.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement