REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam waktu tidak lama lagi bakal membangun Noken Park di lokasi pos pemantauan burung Cendrawasih atau yang dikenal dengan Birdwatching Isyo Hill's di Kampung Rephang Muaif, Distrik Nimbokrang.
Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo mengatakan, salah satu objek wisata unggulan daerah ini yang terkenal hingga mancanegara yakni Birdwatching Isyo Hill's. "Oleh karena itu pemda menilai penting memberi perhatian pada objek wisata tersebut," kata Triwarno, dilansir Antara.
Pemkab akan membangun sebuah taman di lokasi Birdwatching Isyo Hill's dan memberinya nama Noken Park.
Menurut Triwarno, Birdwatching Isyo Hill's merupakan hutan adat dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kawasan ini merupakan habitat bagi burung Cendrawasih.
Pemerintah daerah setempat memberikan apresiasi kepada Alex Waisimon selaku pengelola, yang merupakan masyarakat adat setempat dan telah memperkenalkan wisata Kabupaten Jayapura kepada dunia. Triwarno menjelaskan, sebagai bentuk dukungan serta perhatian pemerintah maka akan segera dibangun Noken Park dan juga gorong-gorong masuk ke kawasan tersebut.
Keberadaan pos pantau burung Cendrawasih ini memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat adat selain juga perbaikan lingkungan hutan. Pj Bupati Triwarno menambahkan fokus pemerintah saat ini yakni peningkatan produktivitas masyarakat melalui sektor-sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Jayapura.
Sekolah alam
Membangun Sekolah alam adalah salah satu cita-cita lama Alex Waisimon. Gagasan itu telah dimulai sejak 2015 dan secara perlahan sekolah ini dibangun menyesuaikan kondisi keuangan.
Selain itu, pada 2020 kelompok Isyo Hills menjadi sebuah lembaga yang berbadan hukum bernama Koperasi Jasa Yombe Yawa Datum. Dalam bahasa Genyem, Yombe berarti milik kita, sementara Yawa Datum berarti sedang tumbuh. Keberadaan koperasi tersebut diharapkan menjadi wadah usaha milik bersama yang terus tumbuh dan memberi manfaat bagi banyak orang dengan usaha jasa lingkungan ekowisata.
Untuk penguatan koperasi dan memajukan kegiatan ekowisata di wilayah tersebut maka pengurus koperasi meneruskan inisiatif sekolah alam yang dinamai Sekolah Alam Yombe Yawa Datum. Salah satu tujuan sekolah alam adalah menggalang sumber daya pengetahuan dan pengembangan produk untuk mendukung kegiatan ekowisata.
Sekolah alam didedikasikan bukan hanya untuk orang di kampung Rhepang Muaif, melainkan untuk semua orang. Orang Papua boleh datang dan belajar dari alam.
Sekolah Alam Yombe Yawa Datum kini sudah mulai berjalan, sudah ada satu perpustakaan dan implementasi pengajaran di tiga kelas, yaitu Kelas Noken, Kelas Bahasa Inggris, dan Kelas Bahasa Namblong. Sekolah ini nantinya akan memberikan banyak pembelajaran bukan hanya belajar dalam pelajaran seperti biasanya, melainkan akan memberikan wawasan tentang lingkungan, tumbuhan, hewan, juga pengetahuan lainnya.
Belajar tentang kekayaan alam, pertanian, apotek hidup, bahasa juga budaya, Sekolah Alam Yombe Yawa Datum, melibatkan banyak sukarelawan, seperti dari Uncen dan komunitas Earth Hour Papua.
Hingga kini Yayasan WWF Indonesia masih bekerja sama dengan masyarakat di Rhepang Muaif. Yayasan berjaringan global tersebut terus mendorong dan mengembangkan pelestarian alam berbasis masyarakat.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, usaha ekowisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata telah memberikan berbagai bantuan bagi pengelola.
Yayasan WWF Indonesia mengupayakan penggalangan dana publik untuk masyarakat Rhepang Muaif. Dana tersebut kemudian dihibahkan dalam bentuk insentif pengolahan lahan kebun dan bibit sayur dan tanaman lain saat pandemi.
Birdwatching Isyo Hill's Rhepang Muaif merupakan contoh nyata bahwa kegigihan dan kolaborasi masyarakat dapat mengubah kawasan yang pernah begitu terdegradasi, kembali menjadi kawasan yang memberikan manfaat tak terhingga bagi mereka yang setia merawatnya.