Sabtu 22 Apr 2023 14:25 WIB

Pengamat: Dinamika Politik Bergeser ke Nominasi Cawapres Usai Ganjar Jadi Capres PDIP

Pencapresan Ganjar dinilai berdampak pada Koalisi Besar yang terdiri dari lima parpol

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Prananda Prabowo berfoto bersama saat deklarasi Calon Presiden dari PDIP di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDIP resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres pada Pemilu 2024.
Foto: Agus Suparto
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Prananda Prabowo berfoto bersama saat deklarasi Calon Presiden dari PDIP di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDIP resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres pada Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wasisto Raharjo Jati, menilai pencapresan Ganjar Pranowo berdampak terhadap dinamika calon wakil presiden (cawapres). Menurutnya, dinamika politik bergeser pada nominasi cawapres karena semua figur populer sudah mendapatkan kendaraan politik.

Sebelum Ganjar yang dicalonkan PDIP, ada Prabowo Subianto yang sudah dicalonkan Gerindra. Bahkan nama Anies Baswedan sudah cukup mendapatkan tiket pencapresan karena dicalonkan Koalisi Perubahan yang terdiri dari Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Baca Juga

Ke depan, kata dia, posisi cawapres akan tergantung pada kebutuhan politik per capres. “Misalnya cawapres mewakili segmen pemilih Islam, cawapres mewakili representasi luar Jawa, atau cawapres adalah elite partai atau ketua umum,” tutur Wasisto kepada Republika.co.id, Sabtu (22/4/2023).

Wasisto mengatakan, pencapresan Ganjar oleh PDIP akan berdampak pada kontestasi politik nasional. Ada beberapa dampak yang Wasisto sebutkan, salah satunya dampak terhadap wacana koalisi besar.