Selasa 25 Apr 2023 15:33 WIB

Indeks UV Tinggi, Dokter Sarankan Pakai Tabir Surya SPF Minimum 30

Paparan UVA dan UVB dapat merusak DNA dalam sel kulit.

Warga beraktivitas saat cuaca terik di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (24/4/2023). Dokter spesialis kulit dr Arini Widodo, SpKK menyarankan untuk menggunakan tabir surya dengan Sun Protection Factor (SPF) minimum 30 untuk melindungi kulit.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas saat cuaca terik di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (24/4/2023). Dokter spesialis kulit dr Arini Widodo, SpKK menyarankan untuk menggunakan tabir surya dengan Sun Protection Factor (SPF) minimum 30 untuk melindungi kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan indeks ultraviolet (UV) di Indonesia sedang tinggi. Dokter spesialis kulit dr Arini Widodo, SpKK menyarankan untuk menggunakan tabir surya dengan Sun Protection Factor (SPF) minimum 30 untuk melindungi kulit.

"Gunakan tabir surya dengan SPF minimum 30, pastikan untuk diterapkan berulang kali terutama jika berkeringat atau berenang, sesuai dengan petunjuk," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu saat dihubungi Antara, Selasa (25/4/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, kadar SPF merujuk pada tingkat perlindungan yang diberikan. SPF 30 memberikan perlindungan 97 persen dari sinar UVB, sedangkan SPF 50 melindungi 98 persen, dan SPF 100 melindungi 99 persen.

Arini juga mengingatkan untuk pilih produk yang tahan air serta memberikan cakupan spektrum yang lebih luas. Artinya, tidak hanya melindungi kulit dari sinar UVB, tapi juga UVA.

Gunakanlah tabir surya secukupnya. Kebanyakan orang dewasa biasanya membutuhkan sekitar satu ons untuk menutupi tubuh sepenuhnya. Oleskan tabir surya ke semua area kulit yang dapat terkena sinar matahari seperti wajah, leher, telinga, bagian atas kaki, dan kaki. Kemudian, aplikasikan tabir surya setiap dua jam atau sesegera mungkin setelah berenang atau berkeringat.

"Orang yang terbakar sinar matahari biasanya tidak pakai tabir surya yang cukup, tidak mengaplikasikannya kembali setelah berada di bawah sinar matahari, atau menggunakan produk yang sudah kedaluwarsa," tambah Arini.

Menurut anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu, penggunaan tabir surya sangat penting dilakukan. Sebab jika tidak, paparan UVA dan UVB dapat merusak DNA dalam sel kulit, menghasilkan cacat genetik, sehingga menyebabkan kanker kulit dan penuaan dini.

"Radiasi UV adalah karsinogen manusia itu terbukti, menyebabkan karsinoma sel basal (BCC) dan karsinoma sel skuamosa (SCC). Jenis kanker ini sering muncul di area kulit yang terpapar sinar matahari," kata dia.

Selain menggunakan tabir surya, Arini juga menyarankan untuk meminimalkan waktu di luar ruangan selama indeks UV sedang berada di puncak, yakni sekitar pukul 10 pagi hingga 4 sore.

"Kalau mau berjemur untuk vitamin D, paling baik di jam 9 (pagi). Jam 10 pagi sampai jam 3 sore sudah tidak anjurkan," ujarnya.

Kemudian, ia melanjutkan, carilah tempat teduh sebanyak mungkin. Perlu diketahui juga bahwa sinar matahari dapat memantul dari permukaan reflektif dan dapat menjangkau kulit meski berada di bawah payung atau pohon.

"Pakai juga topi bertepi lebar yang melindungi kepala, wajah, telinga, dan leher. Kalau memakai topi cap, pastikan pakai tabir surya di telinga dan leher. Kenakan juga kacamata hitam pelindung UV," imbuh Arini.

Selain itu, untuk melindungi bibir, Arini menyarankan untuk mengaplikasikan lip balm dengan SPF minimal 15.

Sebelumnya pada Senin (24/4/2023), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan adanya dinamika atmosfer yang tidak biasa yang menyebabkan Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. BMKG pun mencatat bahwa wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, menjadi daerah di Indonesia dengan suhu maksimum harian tertinggi pada 17 April 2023 yakni 37,2 derajat celcius.

Indeks UV di Indonesia pada esok hari, Rabu (26/4/2023), juga masih diprediksi akan mencapai level risiko bahaya tinggi hingga ekstrem.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement