REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak awal kemunculannya, Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjaga kebersihan dan kesucian. Bukan hanya dari kotoran luar, tapi juga dalam badan.
Contoh kotoran dari dalam badan adalah makanan dan minuman yang dicerna badan. Kemudian dikeluarkan menjadi feses dan urin. Nah, setelah dua kotoran itu dikeluarkan, ajaran Islam mengharuskan pemeluknya untuk membersihkan tempat keluar kotoran tadi hingga tidak meninggalkan sisa dan bau. Proses dan cara pembersihan itu disebut dengan istinja
Istinja merupakan kata dalam Bahasa Arab, derivasi dari kata najâ – yanjû, yang berarti memotong atau melepas diri (qatha‘a). Orang istinja artinya orang sedang berupaya melepas dirinya dari kotoran yang menempel di anggota tubuhnya.
Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan istinja dalam terminologi syariat adalah membersihkan sesuatu yang keluar dari kemaluan, kubul ataupun dubur, menggunakan air atau batu yang terikat beberapa syarat tertentu.
Ulama sepakat bahwa hukum istinja dari sisa kotoran yang menempel setelah buang hajat adalah wajib. Bahkan, walau tak diwajibkan pun tabiat setiap orang pasti mendorong melakukannya. Karena tabiat yang sehat tentu risih dan terganggu dengan kotoran yang ada pada dirinya.
Salah satu dalil dan acuan istinja adalah hadist riwayat Anas bin Malik ra meriwayatkan: كَانَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله عليه وسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلاَءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Bilamana Rasulullah saw masuk ke kamar kecil untuk buang hajat, maka saya (Anas ra) dan seorang anak seusia saya membawakan wadah berisi air dan satu tombak pendek, lalu beliau istinja dengan air tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut terdapat dalam kitab Bulughul Maram karangan Imam Ibnu Hajar al-Asqallani.
Istinja dengan eco washer
Pada zaman dahulu, istinja dilakukan dengan air dan tangan yang bergerak mengenyahkan sisa kotoran dari dubur dan kemaluan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, penelitian menemukan cara baru beristinja yang lebih praktis. Ada yang menggunakan shower kecil untuk ‘cebok’. Teknologi ini tak perlu menggunakan tangan untuk mengenyahkan sisa kotoran, karena tekanan air dengan sendirinya membersihkan sisa kotoran yang menempel di bagian luar badan.
Kini ada juga teknologi kloset eco washer atau smart washer. Ini adalah kloset yang pada dudukannya terdapat alat kecil yang menyemprotkan air bertekanan ke arah dubur sehingga membersihkan sisa kotoran yang menempel bukan hanya pada bagian luar, tapi juga sebagian yang masih tersisa di permukaan dalam dubur.
Istinja dengan teknologi ini diyakini lebih praktis. Eco washer menjadikan proses istinja tidak membuang banyak tenaga. Tangan tak lagi harus menyentuh kotoran. Sehingga tak ribet cuci tangan setelah istinja. Kemudian lebih bersih dan higienis, karena sisa kotoran yang semula menempel di bagian luar dubur, bahkan yang masih ada di permukaan dalam dubur pun, tercerai berai. Kemudian terbuang dengan air ‘tornado’ yang membawa kotoran tersebut menuju pembuangan.
Sisi praktis, bersih dan higienis teknologi ini membuat orang nyaman dan ‘sempurna’ membuang kotoran. Bahkan proses itu dapat dilakukan sambil melakukan hal lain semisal membaca buku, konten, dan melakukan kerja sederhana melalui android.