Kamis 27 Apr 2023 09:30 WIB

Fadel: Saya Mendengar Informasi Intelijen Ada Pihak Ingin Gagalkan Pemilu 2024

Fadel menegaskan jelang Pemilu 2024, suhu politik di Indonesia mengalami peningkatan.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Fadel Muhammad (kiri) bersama pimpinan MPR lainnya Hidyata Nur Wahid (kanan) berkunjung ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (9/3).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Fadel Muhammad (kiri) bersama pimpinan MPR lainnya Hidyata Nur Wahid (kanan) berkunjung ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menyayangkan munculnya ancaman pembunuhan dari oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada warga Muhammadiyah akibat perbedaan penetapan Hari Idul Fitri 1444 Hijriah.

"Itu tidak perlu terjadi, jika pihak yang bersangkutan memahami persoalan yang dipertentangkan. Apalagi, perbedaan itu sudah sering terjadi, bahkan di semua masa kepemimpinan presiden Indonesia," ujar Fadel dalam keterangan resminya, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga

Untuk itu, Fadel mengaku prihatin dengan adanya ancaman pembunuhan tersebut karena perbedaan penetapan jatuhnya Idul Fitri 1444 Hijriah, kata Fadel, adalah sesuatu yang wajar dan biasa saja. "Saya memutuskan diri untuk berbuka puasa pada 21 April 2023 karena hari itu Muhammadiyah menetapkan sebagai Hari Raya Idul Fitri. Tetapi saya baru melaksanakan Shalat Id keesokan harinya sesuai ketetapan pemerintah, jadi biasa saja, tidak pantas diributkan," tuturnya.

Menurut Fadel, perbedaan pendapat itu muncul sebagaimana laiknya perbedaan penafsiran fenomena alam lain. Hal ini tidak perlu menjadi persoalan dan tidak pantas diributkan.

Ia berharap ada jalan keluar yang baik untuk mengakhiri persoalan tersebut dengan tidak melulu semua persoalan berakhir di ranah hukum. Apalagi jika persoalannya bisa diselesaikan secara musyawarah dan saling memaafkan untuk tidak diulang kembali di masa yang akan datang.

Fadel berpesan tahun politik jelang Pemilu 2024 pasti akan ditandai dengan peningkatan suhu politik sehingga tidak boleh ada satu pihak yang terpancing untuk melakukan kekerasan. Seluruh masyarakat, kata dia, harus selalu mawas diri, tidak mudah terprovokasi, dan tidak melakukan hal-hal yang tak perlu.

"Saya mendengar informasi intelijen, ada sekelompok orang yang bermaksud merongrong keamanan negara dan ingin menggagalkan Pemilu 14 Februari 2024. Karena itu, kita harus terus waspada, jangan terpancing dengan perangkap mereka," tutup dia.

Sebelumnya, hampir sepekan ini media sosial ramai memperbincangkan ancaman pembunuhan dari peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang hendak menghalalkan darah Muhammadiyah atau membunuh warga Muhammadiyah karena perdebatan 1 Syawal. Saat ini ancaman tersebut telah menjadi persoalan hukum karena sudah dilaporkan kepada kepolisian oleh sejumlah pihak.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement