REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Wisata petik buah stroberi menjadi salah satu kunjungan alternatif wisatawan dan pemudik dalam menghabiskan sisa libur Lebaran 2023 ini di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).
"Kami sudah mulai buka beroperasi sejak hari pertama Lebaran. Alhamdulillah pengunjung ramai, sebagian besar pemudik dari tanah rantau bersama keluarganya," kata pengelola wisata petik stroberi di Nagari Balingka, Agam, Rina (30 tahun), Ahad (30/4/2023).
Ia mengatakan, objek wisata mandiri yang dikelola langsung oleh masyarakat di sekitar lereng Gunung Singgalang itu mendapat omzet cukup signifikan selama Lebaran. "Khusus di Balingka, wisata petik stroberi baru setahun berdiri. Sebelumnya berawal dari daerah Malalak dan sekitarnya, ini paling ramai pengunjungnya," kata dia.
Rina menyebutkan satu kotak stroberi dijual Rp 25 ribu. Namun jika dipetik sendiri dijual sesuai jumlah berat hasil petikan pengunjung. "Satu onsnya Rp 8.000 jika pengunjung memetik sendiri. Juga ada kuliner asli Balingka yang kami sediakan," kata Rina pula.
Awalnya, wisata petik stroberi ini dimulai dari Kampung Upang, Jorong Pahambatan, Nagari Balingka, Agam yang berada tepat di sisi kiri Pegunungan Singgalang dari arah Nagari Balingka menuju Malalak dan Kabupaten Padang Pariaman. Pengunjung yang didominasi orang tua bersama anak-anaknya dimanjakan dengan puluhan kebun dan ribuan batang stroberi yang bisa dipetik sendiri karena tingginya yang tidak sampai satu meter.
Pihak pengelola tidak memungut biaya masuk ke pengunjung saat memasuki area perkebunan dan cukup hanya membayar parkir bagi yang memiliki kendaraan. Warga setempat diketahui mulai bercocok tanam stroberi sejak sekitar 2013 yang dikelola secara mandiri hingga mampu menghasilkan tambahan penghasilan melalui penjualannya yang merambah hingga ke luar daerah.
Buah stroberi itu kemudian banyak dipesan melalui permintaan dari media sosial yang terlebih dulu diseleksi setelah dipetik sebelum dikirimkan. Awalnya, kebun stroberi milik Pak Dadang hanya berjumlah 1.600 batang dari pembibitan awal yang hanya 17 batang dan susah dipasarkan.
Meskipun sudah memiliki pelanggan tetap, warga setempat sangat terbuka jika ada masyarakat yang ingin menikmati sensasi memetik stroberi langsung dari batangnya di kebun. "Sangat bagus, udara sejuk dan ramah anak, sekaligus wisata edukasi pertanian bagi anak, buahnya pun rasanya enak manis tidak kalah dari stroberi daerah lain," kata seorang pengunjung, Ningsih.
Ia mengatakan, sengaja datang berlibur bersama keluarga saat Lebaran di saat pusat keramaian di kota penuh sesak oleh pengunjung. "Jika cuaca cerah, wisata petik stroberi lebih kami minati daripada berdesakan di keramaian pusat kota atau pasar," kata Ningsih.