Rabu 03 May 2023 10:16 WIB

Menag Yakin Penembakan Kantor MUI Hanya Aksi Individu, Orang Salah Belajar Agama

Menag tetap meminta agar kasus ini diselidiki.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Tim INAFIS usai melakukan olah TKP di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pascainsiden penembakan di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Dalam insiden tersebut pelaku penembakan tewas dan dua orang lainnya yakni resepsionis MUI mengalami luka pada bagian punggung dan pegawai MUI lainnya terluka akibat menabrak pintu saat menghindari tembakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, pihak Kepolisian masih melakukan penyidikan terkait pelacakan latar belakang pelaku penembakan di Gedung MUI tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tim INAFIS usai melakukan olah TKP di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pascainsiden penembakan di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Dalam insiden tersebut pelaku penembakan tewas dan dua orang lainnya yakni resepsionis MUI mengalami luka pada bagian punggung dan pegawai MUI lainnya terluka akibat menabrak pintu saat menghindari tembakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, pihak Kepolisian masih melakukan penyidikan terkait pelacakan latar belakang pelaku penembakan di Gedung MUI tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyayangkan peristiwa penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (2/5/2023). Gus Yaqut pun meyakini aksi tersebut bukan tindakan terorisme, melainkan hanya aksi individu yang dilakukan oleh orang yang salah dalam belajar agama.

"Saya meyakini ini tindakan individu yang salah belajar agama atau orang yang salah memahami agamanya," kata Gus Yaqut di Surabaya pada Selasa (2/5/2023) malam.

 

Meski demikian, Ia berharap polisi dapat mengungkap peristiwa tersebut secara tuntas. Bahkan, meskipun pelakunya sudah meninggal dunia. Gus Yaqut menyatakan, pengungkapan secara tuntas menjadi penting agar aksi serupa tidak kembali terjadi.

 

"Aparat tetap harus memproses dan menyelidiki latar belakang peristiwa tersebut agar aksi semacam itu tidak terulang kembali," ujarnya.

 

Gus Yaqut pun mengingatkan, semua agama di dunia selalu mengajarkan perdamaian dan cinta kasih antar sesama makhluk. Ia meyakini tidak ada agama yang memerintahkan untuk melakukan kekerasan dan konflik yang membuat suasana dunia menjadi mencekam. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement