Selasa 02 Sep 2025 21:17 WIB

Waketum MUI Ajak Ulama dan Tokoh Edukasi Masyarakat soal Etika Berdemokrasi

KH Marsudi menilai, praktik demokrasi yang anarkis justru menggoyahkan fondasi sosial

Wakil Ketua Umum MUI Kiai Marsudi Syuhud (kiri)
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Ketua Umum MUI Kiai Marsudi Syuhud (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud menegaskan pentingnya peran ulama dan tokoh masyarakat dalam mengedukasi masyarakat tentang etika berdemokrasi. KH Marsudi juga meminta masyarakat untuk berhenti menggunakan cara-cara anarkis dalam berdemokrasi dan beralih ke pendekatan yang lebih damai serta konstruktif.

“Demokrasi adalah sarana untuk menyampaikan aspirasi dan melakukan perubahan, namun praktiknya harus menjaga ketertiban dan kedamaian. Anarkisme hanya akan merugikan kita semua,” ujarnya di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Ia menilai, praktik demokrasi yang anarkis justru menggoyahkan fondasi sosial dan politik bangsa. Karena itu, KH Marsudi mengajak seluruh pihak untuk saling menghargai pendapat dan menghormati keputusan bersama demi tercapainya masyarakat madani.

“Para ulama, pemimpin organisasi, dan masyarakat umum harus bersama-sama menciptakan dialog yang lebih konstruktif. Kritik dan saran bisa disampaikan secara santun dengan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya,” tambahnya.

MUI, lanjut KH Marsudi, percaya bahwa kesatuan dan kerja sama antar elemen bangsa menjadi kunci menghadapi berbagai tantangan. Ia juga mengapresiasi langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang merangkul 16 organisasi dan tokoh lintas agama untuk bersama-sama meredam gejolak politik.

“Apresiasi kami, tokoh-tokoh seluruh agama kumpul di MUI, mengapresiasi Presiden RI Prabowo Subianto yang cepat mengatasi persoalan politik yang terjadi. Ini kekuatan Indonesia yang tidak dimiliki negara lain, yakni adanya organisasi sosial dan keagamaan independen yang bisa menyeimbangkan situasi,” jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement