REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CEO Ford Jim Farley mengatakan pada Rabu (3/5/2023) bahwa pemotongan harga di pasar kendaraan listrik adalah tren yang mengkhawatirkan. Pembuat mobil AS itu menurunkan harga untuk Mustang Mach-E sebagai tanggapan atas serangkaian pengurangan oleh saingannya, Tesla.
Ford mengumumkan pemotongan harga hingga 8 persen dari kendaraan listrik Mustang Mach-E. Ini merupakan pemotongan kedua yang diumumkan pembuat mobil tahun ini.
Farley membandingkan perang harga di pasar EV dengan serangkaian pemotongan harga Henry Ford untuk Model T yang dimulai pada tahun 1913. Tetapi Kepala Ford mengatakan strategi pendiri perusahaan pada akhirnya menempatkan Ford dalam risiko.
"Anda tidak ingin mengkomoditisasi produk," kata Farley di forum Wall Street Journal.
"Nilai jual kembali bagi orang yang membeli dengan harga lebih tinggi sangat buruk. Mereka tidak pernah lupa," kata Farley.
Ford akan mengikuti pemotongan harga Tesla untuk model seperti Mustang Mach-E yang bersaing langsung dengan Model Y Tesla, katanya.
"Ada batasan seberapa jauh kita akan pergi."
CEO Tesla Elon Musk memuji strategi EV Ford. "Selalu tangguh dengan margin untuk lini kendaraan baru, terutama saat ada perubahan teknologi besar," tulis Musk di Twitter.
"Saya pikir keseluruhan strategi Ford dengan EV adalah cerdas. F-150 (Lightning) listrik memiliki permintaan yang tinggi."
Di poin lain, Farley mengatakan Ford tidak berencana untuk menjatuhkan perangkat lunak Apple CarPlay yang memungkinkan pelanggan untuk mencerminkan layar ponsel cerdas mereka di dasbor kendaraan. General Motors Co baru-baru ini mengatakan akan menghapus CarPlay di model mendatang.
Ford memilih untuk membangun pusat manufaktur kendaraan listrik baru di dekat Memphis, Tennessee, sebagian karena wilayah tersebut memiliki listrik yang lebih bersih dari fasilitas hidro dan nuklir, kata Farley.
Ford akan melatih pekerja untuk fasilitas itu, dan akan berinvestasi dalam melatih kembali pekerja saat ini, kata Farley. Namun tidak semua karyawan Ford akan melakukan transisi ke kendaraan listrik, katanya.
"Kita tidak bisa meningkatkan keterampilan semua orang," katanya. "Ini akan memakan waktu terlalu lama."