REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor merencanakan pembongkaran Jembatan Otista, Kota Bogor akan dilakukan besok, Jumat (5/5/2023). Pembongkaran akan dilakukan bertahap, diawali dengan membongkar aspal di sekitar jembatan.
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina, mengatakan pembongkaran jembatan bukan dilakukan terhadap jembatannya secara langsung. Namun dilakukan secara bertahap agar beban dan puing jembatan tidak langsung jatuh ke aliran Sungai Ciliwung di bawahnya.
“Pembongkaran aspal di dekat jembatan itu besok baru mulai. Jadi nggak mungkin langsung kita robohin, jadi sepotong-sepotong. Diangkat dulu aspalnya, diangkat seng besinya, baru pelengkung-pelengkungnya baru diangkat,” kata Rena kepada Republika, Kamis (4/5/2023).
Rena menyebutkan, saat ini masih ada tiga alat berat yang sedang disiapkan untuk menghancurkan aspal yang ada di sekitar jembatan. Tiga alat berat itu ialah dua breaker atau penghancur dan satu ekskavator.
Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini kontraktor tengah menyelesaikan direksi kit atau gudang, dan papan pembatas proyek yang akan selesai hari ini. Stacking out atau penentuan titik koordinat jembatan juga masih dilakukan.
“Terus tadi kita pengukuran bench mark bareng sama Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bogor sama tim juga untuk menentukan titik koordinat jembatan nanti dibangunnya di mana, bore pile di mana, kedudukan jembatannya di mana. Supaya tidak meleset,” jelas Rena.
Melihat kondisi Kota Bogor yang terus diguyur hujan beberapa waktu ke belakang, Rena menegaskan tidak mau menerima alasan apabila hujan dijadikan sebagai penghambat pekerjaan. Dimana pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista ini ditargetkan akan selesai pada awal Desember 2023.
“Karena Kota Bogor adalah kota hujan dan mereka seharusnya sudah memprediksi itu dari awal. Kalau saya, saya nggak terima alasan hujan,” tegasnya.
Latar belakang pembangunan Jembatan Otista ialah karena jembatan inj menjadi sumber kemacetan di Kota Bogor. Sejak diberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) di Kota Bogor, jembatan ini menjadi bottle neck dan kerap menyebabkan kemacetan panjang.
Berdasarkan kajian, tidak ada pilihan lain kecuali melebarkan jembatan Otista untuk melancarkan arus lalu lintas. Sebetulnya pelebaran jembatan ini ingin dilakukan pada 2021, namun ditunda karena proses rasionalisasi sehubungan dengan sumber bantuan yang berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Untuk membangun Jembatan Otista, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendapat bantuan dari Pemprov Jawa Barat, dengan angka sekitar Rp 49 miliar. Dimana proses lelang sudah berlangsung dan dimenangkan oleh PT Mina Fajar Abadi.