Selasa 09 May 2023 07:13 WIB

Lebih Besar dari Merkurius dan Pluto, Apa Itu Ganymede?

Ganymede berusia sekitar 4,5 miliar tahun, kira-kira seusia dengan Jupiter.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
Gambar planet Jupiter yang diambil oleh instrumen teleskop James Webb/ilustrasi
Foto: NASA/ESA/CSA/STScI
Gambar planet Jupiter yang diambil oleh instrumen teleskop James Webb/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Ganymede merupakan bulan dari Planet Jupiter. Ukurannya lebih besar dari Merkurius dan Pluto serta hanya sedikit lebih kecil dari Mars. Saat ini Ganymede adalah target utama untuk misi penjelajahan es Jupiter (JUICE) Badan Antariksa Eropa (ESA) yang diluncurkan pada 14 April 2023 pukul 08.14 EDT (pukul 12.14 GMT) yang diperkirakan akan tiba di lingkungan bulan Jupiter pada Desember 2031.

Dilansir dari Space, Ganymede berusia sekitar 4,5 miliar tahun, kira-kira seusia dengan Jupiter. Ganymede adalah bulan ketujuh dan satelit Galilea ketiga yang keluar dari Jupiter, mengorbit sekitar 1.070 juta kilometer. Ganymede membutuhkan waktu sekitar tujuh hari Bumi untuk mengorbit Jupiter.

Baca Juga

Jari-jari rata-rata Ganymede adalah 2.631,2 km. Meskipun Ganymede lebih besar dari Merkurius, ia hanya memiliki setengah massa, mengklasifikasikannya sebagai kerapatan rendah.

Selain itu, suhu siang hari di permukaan rata-rata berkisar -112,7C hingga -182,7C, menurut NASA. Kemudian, Ganymede adalah satu-satunya satelit di tata surya yang memiliki magnetosfer. Biasanya ditemukan di planet, termasuk Bumi dan Jupiter, magnetosfer adalah wilayah berbentuk komet di mana partikel bermuatan terperangkap atau dibelokkan.

Menurut NASA, magnetosfer Ganymede seluruhnya tertanam di dalam magnetosfer Jupiter. Ganymede ditemukan oleh Galileo Galilei pada 7 Januari 1610. Penemuan tersebut, bersama dengan tiga bulan Jupiter adalah pertama kalinya sebuah bulan ditemukan mengorbit planet selain Bumi.

Penemuan Galilei akhirnya mengarah pada pemahaman bahwa planet mengorbit matahari, bukan tata surya kita yang berputar mengelilingi Bumi. Dia menyebut bulan ini Jupiter III.

Ketika sistem penamaan numerik ditinggalkan pada pertengahan 1800-an, bulan dinamai Ganymede, seorang pangeran Troya dalam mitologi Yunani. Zeus, mitra Jupiter dalam mitologi Romawi, membawa Ganymede, yang berbentuk elang, ke Olympus, di mana ia menjadi juru minuman dewa Olimpus dan salah satu kekasih Zeus.

Ganymede memiliki inti besi metalik, yang disusul oleh lapisan batuan yang dipuncaki oleh kerak yang sebagian besar berupa es yang sangat tebal. Ada juga sejumlah tonjolan di permukaan Ganymede, yang mungkin merupakan formasi bebatuan.

Pada Februari 2014, NASA dan United States Geological Survey meluncurkan peta detail pertama Ganymede dalam bentuk gambar dan animasi video yang dibuat menggunakan pengamatan dari pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan Voyager 2 milik NASA, serta pesawat ruang angkasa khusus Jupiter yang mengorbit Galilei.

Permukaan Ganymede terutama terdiri dari dua jenis medan, yakni sekitar 40 persen gelap dengan banyak kawah, dan 60 persen berwarna lebih terang dengan lekukan yang membentuk pola rumit untuk memberikan tampilan yang khas pada satelit. Alur, yang kemungkinan besar terbentuk akibat aktivitas tektonik atau pelepasan air dari bawah permukaan, setinggi 610 meter dan membentang ribuan mil.

Diyakini bahwa Ganymede memiliki lautan air asin di bawah permukaannya. Pada tahun 2015, sebuah studi oleh teleskop luar angkasa Hubble  mengamati aurora Ganymede dan bagaimana mereka berubah antara medan magnet Ganymede dan Jupiter. “Goyangan” yang terlihat oleh aurora memberikan bukti bahwa kemungkinan samudra di bawahnya asin, lebih asin daripada samudra di Bumi, kata para ilmuwan saat itu.

Namun, beberapa ilmuwan skeptis bahwa Ganymede dapat menampung kehidupan. Karena struktur internalnya, diyakini bahwa tekanan di dasar samudra sangat tinggi sehingga air di bawah sana akan berubah menjadi es. Ini akan mempersulit ventilasi air panas mana pun untuk membawa nutrisi ke laut, yang merupakan salah satu skenario di mana para ilmuwan percaya bahwa kehidupan di luar Bumi akan terjadi.

Baca juga : Trik Hasilkan Foto Menawan dengan Kamera Jadul

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement