Senin 08 May 2023 09:48 WIB

Mengapa Ada Akun Twitter Bercentang Abu-Abu?

Pemerintah AS mengajukan agar akun mereka diberi centang abu-abu.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Akun Twitter bercentang abu-abu.
Foto: Twitter.com
Akun Twitter bercentang abu-abu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Melacak informasi akurat tentang pemilu Philadelphia, AS di Twitter, biasanya lebih mudah saat akun komisaris pemilihan bercentang biru. Tetapi akibat kebijakan baru Twitter saat ini, banyak akun yang dulunya terverifikasi, kini sudah tak memiliki centang biru.

Alhasil, pemerintah mengajukan agar akun mereka diberi centang abu-abu. Banyaknya akun palsu juga semakin menimbulkan kekhawatiran.

Baca Juga

Awalnya komisaris kota yang menjalankan pemilihan, @phillyvotes, adalah satu-satunya yang memiliki tanda centang biru. Namun sejak platform media sosial milik Elon Musk tersebut merombak layanan verifikasinya bulan lalu, tanda centang tersebut menghilang. Itu mempersulit untuk membedakan @phillyvotes dari daftar akun lain yang tidak dioperasikan oleh kantor pemilihan, tetapi dengan nama yang sangat mirip.

“Komisi pemilihan mengajukan pekan lalu untuk tanda centang abu-abu, simbol baru Twitter untuk membantu pengguna mengidentifikasi akun resmi pemerintah. tetapi belum mendapat kabar dari Twitter,” kata juru bicara komisi Nick Custodio,” seperti dikutip dari laman VOA, Senin (8/5/2023).

Belum jelas apakah @phillyvotes adalah akun pemerintah yang memenuhi syarat di bawah aturan baru Twitter. Custodio menganggap kondisi saat ini cukup meresahkan karena Pennsylvania mengadakan pemilihan pendahuluan pada 16 Mei.

Komisi menggunakan akunnya untuk berbagi informasi penting dengan pemilih secara real time. NJika akun tetap tidak terverifikasi, maka informasi lebih sulit dipercaya oleh pemilih menjelang Hari Pemilihan.

Akun palsu di media sosial menjadi salah satu kekhawatiran para pakar keamanan pemilu menjelang pemilihan presiden tahun depan. Para ahli telah memperingatkan bahwa musuh asing atau pihak lain mungkin mencoba mempengaruhi pemilu, baik melalui kampanye disinformasi daring atau dengan meretas infrastruktur pemilu.

Administrator pemilu di seluruh negeri telah berjuang untuk menemukan cara terbaik untuk menanggapi kebijakan layanan verifikasi platform Twitter. Hal ini mengingat bahwa Twitter telah menjadi salah satu alat yang paling efektif untuk berkomunikasi dengan publik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement