REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengungkapkan sebagian besar sapi yang sebelumnya dinyatakan positif terserang virus lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol, saat ini mulai sembuh seiring upaya pengobatan yang dilakukan.
"Sebelumnya tercatat ada 1.800 ekor sapi terjangkit LSD, setelah dilakukan pengobatan, untuk saat ini sudah berkurang banyak karena yang tersisa berkisar 333 ekor yang masih dalam proses penyembuhan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan Riyanto di Grobogan.
Menurut dia kunci kesembuhan di antaranya penanganan dini, sehingga ketika ditemukan ada ternak sapi yang terindikasi terpapar LSD secepatnya dilaporkan untuk mendapatkan penanganan segera.
Ketika pengobatan segera dilakukan, maka harapannya sapi yang terjangkit bisa sembuh karena sebelumnya tercatat ada sekitar 100-an ekor yang mati. Untuk itulah, Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait upaya pencegahan berbagai macam penyakit, termasuk LSD.
"Karena penularan LSD melalui gigitan serangga seperti lalat yang membawa virus LSD, maka kuncinya tentu kebersihan kandang dan hewan ternaknya," ujarnya.
Ia berharap ketika ada upaya menjaga kebersihan kandang dan hewan ternak, setidaknya kemungkinan tertular LSD bisa diminimalkan.
Untuk saat ini, kata dia, laporan hewan ternak terpapar LSD selama sebulan terakhir sudah zero atau nol kasus. Sehingga hewan ternak yang tersisa diupayakan bisa sembuh semuanya agar tidak ada potensi penularan.
"Tingkat kesembuhan sapi yang terpapar LSD di Kabupaten Grobogan juga termasuk yang paling tinggi, dibandingkan daerah lainnya," kata dia. Sapi yang terindikasi terserang LSD, antara lain kulitnya mengalami benjolan dan seperti terserang cacar pada manusia.
Dalam rangka pencegahan serangan penyakit, maka program vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terus dilanjutkan termasuk pemberian vitamin terhadap hewan ternak secara bertahap. Jumlah populasi ternak sapi di Kabupaten Grobogan mencapai 204 ribu ekor dan kerbau sekitar 3.000 ekor.