REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Lingkungan hidup (DLH) Kota Yogyakarta memfasilitasi warga untuk melakukan pengecekan air sumur. Hal ini dilakukan mengingat hampir semua air sumur di Kota Yogyakarta tercemar E-coli hingga nitrat (NO2).
Salah satunya yang dilakukan di Kelurahan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Untuk mencegah pencemaran air sumur. Lurah Mantrijeron, Bambang Purambono mengatakan, sejak dilakukannya pengecekan air sumur, warga berbondong-bondong untuk mendaftar agar air sumurnya dilakukan pengecekan, apakah tercemar E-coli dan nitrat.
"Warga masih antre sampai sekarang karena difasilitasi secara gratis oleh DLH Kota Yogyakarta, di mana warga dapat mendaftarkan ke kelurahan dan disampaikan ke DLH Kota Yogyakarta untuk melakukan pengecekan," kata Bambang, Selasa (9/5/2023).
Bambang menyebut, hingga Selasa kemarin sudah ada 40 sumur warga yang dilakukan pengecekan. Sedangkan, warga yang sudah mendaftarkan diri agar air sumurnya dilakukan pengecekan mencapai 200 sumur.
"Total sampai sekarang yang sudah di tes di wilayah Kelurahan Mantrijeron sebanyak 40 sumur, dan 160 lainnya masih mengantri. Kebanyakan memang tercemar oleh bakteri E-coli," ujar Bambang.
Meski banyak yang tercemar E-coli, diharapkan masyarakat tidak resah. Sebab, kata Bambang, bagi air sumurnya yang tercemar dapat menerapkan anjuran yang sudah disampaikan DLH Kota Yogyakarta.
"Jika ingin menggunakan air dari sumur, diharapkan masyarakat memasak air terlebih dahulu sampai air mendidih, setelah itu baru bisa digunakan (bila ingin dikonsumsi)," jelasnya.