REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis ASEAN mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi global yang belum pulih sepenuhnya dan juga rivalitas yang semakin tajam. Selain itu, saat ini dinamika dunia pun juga semakin tidak terprediksi.
Jokowi meyakini, ASEAN bisa menjadi pemain sentral asalkan tetap menjaga persatuan. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pembukaan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Rabu (10/5).
“Saya yakin kita semuanya percaya ASEAN bisa, asalkan satu kuncinya, persatuan. Dengan persatuan, ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan,” ujar Jokowi.
ASEAN, kata Jokowi, memiliki aset yang kuat sebagai episentrum pertumbuhan dengan ekonomi yang tumbuh jauh di atas rata-rata dunia. Selain itu, ASEAN juga memiliki bonus demografi dan kestabilan kawasan yang terjaga.
Karena itu, Jokowi mengajak agar ASEAN ke depannya harus semakin memperkuat integrasi ekonomi dan mempererat kerja sama inklusif.
“Ke depan ASEAN harus semakin memperkuat integrasi ekonominya, mempererat kerjasama inklusif, termasuk implementasi RCEP dan memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan. Mari bekerja keras menjadikan ASEAN matters epicentrum of growth,” lanjut dia.
Sementara itu, Jokowi akan memimpin seluruh pertemuan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang digelar di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, hari ini (10/5/2023). Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, akan ada lima pertemuan yang dipimpin Presiden di KTT ini.
Sedangkan pada 11 Mei 2023, Menlu mengatakan, akan ada tiga pertemuan dalam bentuk retreat dan pertemuan subregional. Menurut Retno, dua dari tiga pertemuan tersebut akan dipimpin oleh Presiden Jokowi, yakni Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).