REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Indonesia, Tbk (ADRO) resmi mendapatkan persetujuan atas pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 4 triliun. Persetujuan tersebut diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Presiden Direktur Adaro Energy, menuturkan, rencana buyback saham tersebut dilakukan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pembelian Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka. Adapun rencana buyback saham ADRO akan dilakukan selama delapan belas bulan terhitung mulai Jumat (12/5/2023).
"Pembelian buyback saham maksimum Rp 4 triliun. Sebelumnya telah disampaikan dalam keterbukaan informasi pada tanggal 4 April 2023," kata Boy Thohir, sapaan akrabnya.
Selain buyback saham, RUPST juga menyetujui pembagian dividen bagi para pemegang saham sebesar 1 miliar dolar AS atau senilai Rp 14,7 triliun. Jumlah itu setara 40,11 persen dari total penggunaan laba bersih yang disetujui pemegang saham sebanyak 2,49 miliar dolar AS.
Sebanyak 500 juta dolar AS digunakan sebagai dividen interim sedangkan 500 juta dolar dibayarkan secara tunai. Adapun sisa laba bersih sebesar 1,49 miliar dolar AS ditahan perseroan untuk kebutuhan pengembangan bisnis Adaro selanjutnya.
Boy pun menjelaskan, pembagian dividen sebesar 40,11 persen itu memperhitungkan sisi keseimbangan perusahaan ke depan. Adaro harus mengatur dengan tepat antara pembagian dividen dengan kebutuhan dana yang harus disiapkan untuk pilar-pilar perseroan selanjutnya.