REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru telah memperingatkan seorang pendengkur bisa berisiko mengalami kondisi yang membahayakan. Penelitian yang dipimpin oleh sebuah tim di Beijing, Cina, menemukan bahwa orang yang menderita kurang tidur mungkin lebih rentan untuk menjadi buta di kemudian hari.
Demikian juga dengan orang yang mendengkur, insomnia, serta tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak di malam hari. Menulis di BMJ Open, para ilmuwan mengatakan kondisi ini telah dikaitkan dengan risiko glaukoma yang lebih tinggi.
Apa itu glaukoma? Ini adalah kondisi mata yang umum di mana saraf optik, yang menghubungkan mata ke otak, menjadi rusak.
"Jika tidak diobati, jika dapat menyebabkan kehilangan penglihatan," jelas National Health Service (NHS), seperti dikutip dari laman The Sun, Jumat (12/5/2023).
Menurut petugas medis, mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit ini ialah mereka yang berusia 70-an dan 80-an. Mereka harus mendapatkan intervensi tidur.
Para ahli melihat data dari 400 ribu orang yang mengambil bagian dalam studi Biobank Inggris. Mereka fokus pada peserta yang berusia 40 hingga 69 tahun yang dipantau antara 2006 hingga 2010.
Para peserta ini kemudian dikunjungi kembali pada Maret 2021 untuk melihat apakah mereka menderita glaukoma atau tidak. Informasi tentang tidur mereka juga dikumpulkan dan selama 11 tahun, di mana 8.690 kasus glaukoma diidentifikasi.
Dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola tidur yang sehat, paramedis menemukan orang yang mendengkur dan mengantuk di siang hari membawa 11 persen peningkatan risiko glaukoma. Sementara itu, insomnia dan durasi tidur pendek atau panjang dikaitkan dengan 13 persen peningkatan risiko.
"Mendengkur, kantuk di siang hari, insomnia, dan durasi tidur pendek atau panjang, secara individu atau bersama-sama, semuanya terkait dengan risiko glaukoma," tulis penulis studi tersebut.