Sabtu 13 May 2023 07:51 WIB

Besok, Turki Tentukan Presiden Pilihan  

Jajak pendapat memperkirakan Erdogan meraih 44-45 persen suara.

 Seorang wanita Turki berdiri di samping bendera Turki dalam antrean di kedutaan Turki untuk memberikan suara dalam pemilihan umum Turki, di Berlin, Jerman, Kamis (27/4/2023). Pemilihan umum akan diadakan di Turki pada 14 Mei 2023 dengan pemungutan suara dua putaran untuk memilih Presiden Turki dan pemilihan parlemen yang diadakan secara bersamaan untuk memilih anggota Majelis Nasional Agung Turki.
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Seorang wanita Turki berdiri di samping bendera Turki dalam antrean di kedutaan Turki untuk memberikan suara dalam pemilihan umum Turki, di Berlin, Jerman, Kamis (27/4/2023). Pemilihan umum akan diadakan di Turki pada 14 Mei 2023 dengan pemungutan suara dua putaran untuk memilih Presiden Turki dan pemilihan parlemen yang diadakan secara bersamaan untuk memilih anggota Majelis Nasional Agung Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Turki akan menggelar pemilu presiden dan parlemen pada Ahad (14/5/2023) besok. Pejawat Presiden Recep Tayyip Erdogan menghadapi penentuan atas kelanjutan masa jabatannya setelah memimpin pemerintahan selama dua dekade. 

Tantangan ekonomi dan rekonstruksi setelah gempa besar yang mengguncang Turki pada Februari lalu, menjadi ujian bagi siapapun yang kelak memimpin Turki. Berikut panduan terkait penyelenggaraan pemilu Turki besok. 

Pemilu

Dalam pemilu ini, warga Turki akan memilih baik presiden maupun anggota parlemen dengan masa jabatan lima tahun. Untuk memenangkan kontestasi presiden satu putaran, para capres mesti mendapatkan dukungan lebih dari 50 persen suara. 

Jika para capres tak mendulang suara sebanyak itu, maka akan ada putaran kedua pilpres pada 28 Mei. Sejumlah prediksi pada putaran ini akan saling berhadap pejawat presiden Erdogan dengan pemimpin oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu.

Wewenang presiden diperluas pada 2017 ketika referendum menyetujui perubahan sistem pemerintahan Turki dari parlementer menjadi presidensial. Perubahan ini menghapus jabatan perdana menteri dan presian menjadi kepala pemerintahan. 

Warga Turki juga akan memilih 600 anggota parlemen. Mereka dipilih berdasarkan daftar dari partai peserta pemilu yang mewakil 87 distrik. Pemilu akan diawasi ratusan ribu relawan dari seluruh negeri. Partai politik juga akan mengerahkan pemantau mereka. 

 

Para Capres

Recep Tayyip Erdogan 

Lebih dari 20 tahun Erdogan dan AK Party (AKP) memegang tampuk kekuasaan Turki. Ia berharap mampu melanjutkan jabatannya sebagai yang terlama di era Turki modern. Ia pertama kali kali menang pemilu dengan satu putaran pada 2018 dengan 52,6 persen suara. 

Jajak pendapat terbaru menunjukkan, dukungan untuk Erdogan pada pemilu kali ini berkisar 44-45 persen suara. 

 

Kemal Kilicdaroglu 

Kilicdaroglu merupakan capres yang diusung koalisi enam partai oposisi utama. Ia Ketua Republican People's Party (CHP), yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki modern. Ia diperkirakan mendulang hampir 50 persen suara. 

 

Sinan Ogan 

Ogan merupakan mantan anggota parlemen yang didukung Nationalist Movement Party (MHP), sekutu AKP. Jajak pendapat menyatakan, suaranya masih berada jauh dibandingkan dua kandidat utama Erdogan dan Kilicdaroglu.

 

 

Pemungutan Suara 

Lebih dari 64 juta warga Turki akan memberikan suaranya pada pemilu 14 Mei, termasuk lebih dari enam juta pemilih pemula. Terdapat 3,4 pemilih di luar negeri yang telah memberikan suaranya pada 9 Mei. Warga akan mencoblos di 190.736 tempat pemungutan suara (TPS). 

TPS akan dibuka pukul 08.00 waktu setempat dan berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat, Ahad (14/5/2023). Tingkat partisipasi umumnya tinggi. Pada 2018, hampir 87 persen. Saat hari pencoblosan, Turki melarang penjualan alkohol. 

 

Hasil Pemilu 

High Election Board (YSK), badan pemilu Turki, menyatakan, merujuk undang-undang pemilu, akan ada pelarangan berita, prediksi, dan komentar mengenai pemilu hingga pukul 18.00 waktu setempat. Dari sini, laporan mengenai aspek-aspek pemilu diperbolehkan. 

Namun, media baru bebas memberikan mengenai hasil pemilu dari seluruh penjuru Turki pada pukul 21.00. YSK bisa mencabut embargo soal pemberitaan sebelum pukul 21.00 dengan pertimbangan jika memang kebijakan itu perlu dilakukan. 

Ahad tengah malam, diperkirakan hasil pemilu presiden akan terlihat jelas. 

 

 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement