Sabtu 13 May 2023 20:11 WIB

Kemenkes: Kasus Penularan HIV pada 2023 Melonjak, Didominasi Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga yang tertular HIV biasanya akibat suaminya pelaku seks berisiko.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Erik Purnama Putra
Seorang ibu hamil sedang antre tes HIV untuk mencegah penularan ke bayinya di Puskesmas Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Seorang ibu hamil sedang antre tes HIV untuk mencegah penularan ke bayinya di Puskesmas Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril, mengatakan penularan kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Indonesia meningkat pada 2023. Syahril menyebut, penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga.

Penyebabnya karena rendahnya pengetahuan tentang pencegahan dan memiliki pasangan dengan perilaku seks berisiko.

"Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35 persen. Karena pengetahuan rendah dan suami pelaku seks berisiko," kata Syahril, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (13/5/2023).

Dia menyebutkan, ibu rumah tangga yang tertular HIV juga berisiko tinggi menularkan virus tersebut kepada anaknya. Penularan bisa saja sejak dari dalam kandungan, saat lahiran, hingga ketika fase menyusui.

Secara umum, lanjut Syahril, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45 persen dari total kasus. Adapun seluruh sumber penularan HIV lainnya bisa melalui seks, jarum suntik ,dan transfusi darah yang tidak aman.

Dampaknya, sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV. Dan sang bayi sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV positif. Syahril menjelaskan, saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus.

Angka itu setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1.000 anak dengan HIV. Terkait dengan proses deteksi, Kemenkes mencatat hanya 55 persen ibu hamil yang di tes HIV karena sebagian besar tidak mendapatkan izin suami untuk di tes.

Dari sejumlah tersebut 7.153 positif HIV, dan 76 persennya belum mendapatkan pengobatan ARV. "Ini juga akan menambah resiko penularan kepada bayi," ujar Syahril.

Melihat sumber infeksi, Syahril menilai, penularan HIV masih akan terus terjadi. Sebab dari 526.841 orang dengan HIV, baru sekitar 429.215 orang yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV dirinya. Artinya masih ada 100 ribu orang dengan HIV yang belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV ke masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement