Selasa 16 May 2023 03:58 WIB

Teknologi AI di Mata Wapres AS

Teknologi AI generatif dinilai berpotensi membantu dan merugikan negara.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Wakil Presiden AS Kamala Harris menilai perusahaan teknologi AI memiliki tanggung jawab etis, moral, dan hukum untuk membuat produk AI mereka aman dan terlindungi.
Foto: EPA-EFE/CAROLINE BREHMAN
Wakil Presiden AS Kamala Harris menilai perusahaan teknologi AI memiliki tanggung jawab etis, moral, dan hukum untuk membuat produk AI mereka aman dan terlindungi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pemerintahan Biden mungkin mendanai penelitian kecerdasan buatan (AI). Namun, mereka juga berharap agar perusahaan tetap bertanggung jawab atas teknologi AI.

Wakil Presiden AS Kamala Harris telah bertemu dengan pimpinan perusahaan teknologi besar, seperti Alphabet, Microsoft, OpenAI, dan Anthropic dalam upaya mendapatkan perlindungan untuk produk AI.

Baca Juga

“Perusahaan swasta memiliki tanggung jawab etis, moral, dan hukum untuk membuat produk AI mereka aman dan terlindungi. Mereka masih harus menghormati hukum saat ini,” kata Harris dalam sebuah pernyataan, dikutip Engadget.

Harris menganggap teknologi AI generatif seperti Bard, Bing Chat, dan ChatGPT memiliki potensi untuk membantu dan merugikan negara. Meskipun dapat mengatasi beberapa tantangan terbesar, tetapi itu juga dapat digunakan untuk melanggar hak, menciptakan ketidakpercayaan, dan melemahkan keyakinan pada demokrasi.