REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepastian tim nasional (timnas) Indonesia U-22 melangkah ke partai final cabang olahraga (cabor) sepak bola putra SEA Games 2023 mendapat reaksi positif dari berbagai elemen, khususnya para pecinta kulit bundar Tanah Air.
Garuda Muda memastikan tiket lolos final setelah mengalahkan juara bertahan Vietnam dengan skor 3-2. Hasilnya, timnas U-22 bersiap menghadapi salah satu kekuatan sepak bola Asia Tenggara, Thailand.
Tidak ingin kehilangan momentum untuk melihat peluang timnas menyabet medali emas SEA Games 2023, salah seorang pendukung Garuda Merah Putih, Decky, asal Nusa Tenggara Timur (NTT) rela untuk menghabiskan waktu pun kocek pergi ke negeri berjuluk Land of the Khmer.
"Ini waktunya, waktu Indonesia untuk memutus puasa gelar," kata Decky menjelaskan via telepon seluler kepada Republika.co.id, Senin (15/5/2023).
Ekspektasi publik cukup besar akan keberhasilan timnas di SEA Games kali ini. Pasalnya, skuad Garuda Muda tampil impresif sejak fase grup dengan catatan tak tersentuh kekalahan.
Decky menyempatkan diri untuk memberikan dukungan ke Stadion Olimpiade, Phnom Penh. Meski harus meninggalkan pekerjaan, waktu, dan merogoh kocek dalam.
"Waduh, perjalanan panjang 3 atau 4 jam dari Ruteng sampai Labuan Bajo ke Denpasar 2 jam. Kemudian nunggu penerbangan jam 9 malam dan sampai jam 1 dini hari di Kuala Lumpur, baru tiba di Kamboja jam 8 pagi," sambung Decky.
Meski harus menempuh perjalanan panjang belasan jam Decky tak mempermasalahkan hal itu. Tujuannya adalah menyaksikan keping emas dilingkarkan ke leher Marselino Ferdinan dan kawan-kawan.
Di sisi lain, pria berusia 42 tahun itu mengomentari persoalan yang terjadi di venue hajatan SEA Games 2023. Decky menjelaskan bagaimana sarana pun fasilitas yang menggelitik selama satu hari berada di Kamboja.
Memang perlu diketahui bahwa dari semua negara di kawasan Asia Tenggara, hajatan dwitahunan, Kamboja belum pernah menjadi tuan rumah SEA Games.
Sebagai negara yang baru pertama kali menggelar pesta olahraga besar, Kamboja dinilai belum terlalu siap. Baik itu untuk memfasilitasi para atlet, pun pendatang yang ingin menyaksikan acara olahraga tersebut.
"Venue di Morodok masih sangat kurang representatif, banyak spot-spot yang area terbuka dan cuaca di sini mirip-mirip Jakarta bahkan lebih lembab," jelas Decky.