Selasa 16 May 2023 10:04 WIB

Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu 

Penting mencari ilmu dengan niat tulus karena Allah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu. Foto:  Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu. Foto: Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sangat penting dalam mencari ilmu dengan mengawali dengan niat yang baik dan lurus. Sebab itu akan menentukan tujuan yang akan dicapai dari ilmu yang dipelajari. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghazali memberikan penjelasan tentang tiga macam orang dalam mencari ilmu. Apa saja: 

Pertama, orang yang niat mencari ilmu murni karena Allah

Baca Juga

Inilah niat yang tepat bagi setiap pencari ilmu semata-mata karena mengharap ridho Allah dan mengejar kebahagiaan akhirat, menyiapkan bekal menuju akhirat. Maka ilmunya akan membawa keberkahan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana disebutkan Imam Ghazali:

واعلم أن الناس في طلب العلم على ثلاثة أحوال: رجل طلب العلم ليتخذه زاده إلى المعاد، ولم يقصد به إلا وجه الله والدار الآخرة؛ فهذا من الفائزين

Dan ketahuilah,  sesungguhnya manusia dalam mencari ilmu itu ada tiga macam: (Pertama) orang yang mencari ilmu dengan niat supaya menjadikan ilmunya menjadi bekal menuju akhirat. Dan ia tidak berniat dalam mencari ilmu kecuali mengharap ridhaNya Allah dan mencari kebahagiaan akhirat. Maka orang yang seperti ini adalah orang-orang yang akan beruntung. 

Kedua, orang yang niat mencari ilmu untuk kebahagiaan di dunia semata

Ada orang-orang yang mencari ilmu hanya karena ingin kebahagiaan dunia saja, ingin agar dengan ilmu itu menjadi kaya raya, menjadi punya pangkat dan jabatan. Sejatinya mereka itu tidak memperoleh kebahagiaan dalam mencari ilmu, mereka justru dalam lubuk hati terdalamnya merasa hina dengan niat mencari ilmu yang keliru. Maka apabila berlum tobat hingga datangnya ajal, orang yang seperti ini beresiko su'ul khotimah. Sedang bila ia bertobat, maka dia akan mendapatkan keberuntungan. Dikatakan oleh Imam Ghazali:

ورجل طلبه ليستعين به على حياته العاجلة، وينال به العز والجاه والمال، وهو عالم بذلك، مستشعر في قلب ركاكه حاله وخسة مقصده، فهذا من المخاطرين. فإن عاجله أجله قبل التوبة خيف عليه من سوء الخاتمة، وبقي أمره في خطر المشيئة؛ وإن وفق للتوبة قبل حلول الأجل، وأضاف إلى العلم العمل، وتدارك ما فرط منه من الخلل – التحق بالفائزين، فإن التائب من الذنب كمن لا ذنب له

Orang yang mencari ilmu untuk menggunakannya atas kehidupan-kehidupan dunia, dan untuk memperoleh kekayaan dunia, pangkat dan harta, padahal dia mengerti niat seperti itu salah, dia merasakan dalam hatinya bahwa hinanya orang seperti itu, dan begitu rendahnya tujuan orang itu. Orang seperti itu adalah orang yang berbahaya atau berisiko. Maka jika datang ajalnya sebelum tobat dikhawatirkan pada orang tersebut su'ul khotimah, dan nasibnya dalam bahaya. Dan bila diberikan taufik untuk bertaubat sebelum datangnya ajal, dan menambah selain ilmu itu adalah mengamalkan ilmu, serta menutupi amalan-amalan yang telah dilakukannya, maka dia akan ditemukan dengan golongan orang yang beruntung. Karena orang yang tobat dari dosa itu seperti orang yang tak pernah berbuat dosa baginya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement