Rabu 17 May 2023 10:27 WIB

Cina dan Vietnam Temukan Kasus Penyakit Terkait Babi pada Manusia

Infeksi Streptococcus suis pada manusia ditemukan di Cina dan Vietnam.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Ternak babi (Ilustrasi). Kasus infeksi Streptococcus suis pada manusia ditemukan di Cina dan Vietnam. Kasusnya terkait dengan makanan dari babi dan interaksi dengan ternak babi.
Foto: dok Kementan
Ternak babi (Ilustrasi). Kasus infeksi Streptococcus suis pada manusia ditemukan di Cina dan Vietnam. Kasusnya terkait dengan makanan dari babi dan interaksi dengan ternak babi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan dari sistem pengawasan penyakit menular Kementerian Kesehatan Vietnam menunjukkan bahwa pada bulan-bulan pertama tahun ini, ada sejumlah infeksi bakteri Streptococcus suis tercatat di seluruh negeri. The Medical Centre of Sóc Sơn District di Ha Noi melaporkan ada seorang pasien yang bisa diselamatkan setelah menderita syok anafilaksis usai menyantap blood pudding.

LQHS (51 tahun), warga Phù Linh Commune, dirawat di rumah sakit dengan gejala kulit merah, dada sesak, sesak napas, dan tekanan darah tinggi. Pasien mengatakan dia tidak memiliki alergi dan memiliki catatan kesehatan yang baik.

Baca Juga

Sementara itu, pada 1 Maret, dokter di Bãi Cháy Hospital menerima seorang pasien Cina yang menderita demam. Pasien dinyatakan positif Streptococcus suis, penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari babi ke manusia. Dia sekarang dalam kondisi kesehatan yang stabil setelah 12 hari perawatan.

Kasus manusia pertama yang mengalami infeksi Streptococcus suis tercatat pada bulan lalu ketika seorang pemilik restoran yang menjual blood pudding (sosis yang terbuat dari darah babi) terinfeksi virus tersebut. Pria berusia 52 tahun dari Hà Đông District, Vietnam itu menjalani pemeriksaan di 103 Military Hospital karena menderita demam tinggi, mual, dan muntah.

Kementerian mengatakan bahwa sebagian besar kasus melibatkan orang yang makan produk daging babi seperti blood pudding, atau mereka yang menyembelih babi. Pasien sering mengalami gejala klinis yang parah dan membutuhkan pengobatan jangka panjang yang mahal.

Begitu orang terinfeksi virus, penyakit ini berkembang dengan cepat, menyebabkan komplikasi seperti syok septik, koma, dan kegagalan banyak organ. Pada 1960, kasus manusia pertama terdeteksi dan sejak itu telah ada sekitar 490 kasus Streptococcus suis pada manusia, dengan angka kematian mencapai 17,5 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement