Rabu 17 May 2023 10:49 WIB

Hindari Kebocoran Data, Begini Upaya BCA Antisipasi Serangan Siber

Orang atau people merupakan rantai paling lemah dalam keamanan digital.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Nasabah menunjukkan aplikasi mobile banking BCA Syariah di ATM BCA di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA harus selalu update dengan perkembangan keamanan digital perbankan.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah menunjukkan aplikasi mobile banking BCA Syariah di ATM BCA di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA harus selalu update dengan perkembangan keamanan digital perbankan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) senantiasa melakukan berbagai inovasi layanan digital untuk memastikan platform transaksi perbankan yang aman dan andal. Hal tersebut untuk merespons tren digitalisasi yang semakin meningkat setelah pandemi.

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menjelaskan, tidak hanya melakukan inovasi, BCA juga melakukan pengamanan dengan standar keamanan berlapis, manajemen risiko dan liability, serta accountability.

Baca Juga

"Ini untuk menjaga data dan transaksi digital nasabah tetap aman dan terhindar dari kebocoran data melalui penerapan strategi dalam hal people, process, dan technology," ujar Hera kepada Republika, Selasa (16/5/2023).

 

Orang atau people merupakan rantai paling lemah dalam keamanan digital. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang berkelanjutan dan terus menerus, agar nasabah dapat terhindar dari serangan penjahat siber.

Dalam hal ini, BCA memberikan edukasi dan sosialisasi terkait social engineering secara konsisten kepada para nasabah melalui webinar, berbagai macam konten di media sosial dan website BCA, kolaborasi dengan media publisher nasional, KOL, push ad (digital campaign) di media sosial, serta penempatan iklan edukasi di radio dan program dengan rating tertinggi di sejumlah stasiun TV nasional.

"BCA juga melakukan edukasi secara offline kepada sejumlah komunitas, termasuk komunitas masyarakat anti hoax seluruh indonesia," kata Hera.

Selain itu, BCA juga menerapkan beberapa proses pengamanan seperti BCA tersertifikasi ISO 27001 untuk penerapan standarisasi sistem manajemen keamanan informasi, serta PCI DSS untuk mengamankan transaksi kartu kredit. Sebagai institusi finansial, BCA juga mengikuti dan berkomitmen mendukung kebijakan dari regulator, yaitu Bank Indonesia dan OJK.

"BCA sebagai perbankan nasional pada prinsipnya berkomitmen mendukung kebijakan dan arahan dari pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan," kata Hera.

Dalam hal teknologi, BCA juga menggunakan pengamanan berlapis dari perangkat security terkini dan handal, baik di sistem komputer, jaringan, aplikasi, maupun data. Khusus untuk pengamanan data, BCA juga dengan menerapkan teknologi Data Loss Prevention.

Selain itu, demi memastikan keamanan siber BCA, aset-aset digital BCA terus dipantau penuh setiap hari selama 24 jam melalui Security Operations Center (SOC), agar terhindar dari risiko serangan siber dan kebocoran data. Seluruh strategi dan standar keamanan tersebut selalu dimutakhirkan dan dievaluasi secara berkesinambungan sesuai dengan risk appetite BCA dan perkembangan cyber threat landscape.

Hal ini merupakan bentuk dukungan BCA terhadap pengembangan teknologi-teknologi dalam sektor keuangan. Ke depan, BCA akan semakin memperluas dan memperkuat ekosistem bersama, baik di sektor jasa keuangan maupun sektor berorientasi teknologi potensial masa depan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement