Kamis 18 May 2023 13:31 WIB

AS Masih Gigih Upayakan Normalisasi Hubungan Saudi-Israel

Hanya 40 persen warga Saudi mendukung normalisasi hubungan dengan Israel.

Red: Ferry kisihandi
 Warga Palestina memeriksa reruntuhan rumah Ali Ghali, seorang komandan senior Jihad Islam, setelah terkena serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis (11/5/2023). Kamis pagi, militer Israel membunuh Ghali, dikatakan bertanggung jawab atas pasukan roket kelompok itu, ketika menyerang rumahnya sebagai bagian dari serangan terhadap kelompok militan Jihad Islam.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina memeriksa reruntuhan rumah Ali Ghali, seorang komandan senior Jihad Islam, setelah terkena serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis (11/5/2023). Kamis pagi, militer Israel membunuh Ghali, dikatakan bertanggung jawab atas pasukan roket kelompok itu, ketika menyerang rumahnya sebagai bagian dari serangan terhadap kelompok militan Jihad Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Amerika Serikat (AS) menyatakan berupaya keras menormalisasi hubungan Arab Saudi-Israel. Duta Besar AS untuk Israel Thomas Nides mengatakan, langkah tersebut bagian dari memperluas normalisasi dengan negara-negara Arab. 

Pemerintahan Presiden Joe Biden ingin terus memperluas Abraham Accord antara Israel dengan negara Arab. Pada September 2020, AS menjadi perantara yang kemudian dikenal sebagai Abraham Accord untuk menjembatani Israel menjalin hubungan dengan negara Arab. 

Di antaranya Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan.’’Saya bekerja setiap hari dengan Pemerintah Bahrain,  Maroko, UEA, Mesir, dan Yordania terkait peningkatan hubungan dengan Israel,’’ kata Nides seperti dilansir laman berita Middle East Monitor, Rabu (17/5/2023). 

Salah satu target utamanya adalah Saudi. ‘’Kami ingin melihat normalisasi antara Saudi dan Israel. Kami pikir ini sangat penting dan kami bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya,’’ kata Nides menegaskan.