Sabtu 20 May 2023 09:45 WIB

Jutaan Orang Kenakan Pakaian yang Bahayakan Kesehatan, Mengandung BPA

Pakaian olahraga dari jenama terkenal mengandung kadar tinggi BPA.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Olahraga basket (ilustrasi). Pakaian olahraga dari sejumlah merek ternama ditemukan mengandung kadar BPA yang tinggi.
Foto: www.freepik.com
Olahraga basket (ilustrasi). Pakaian olahraga dari sejumlah merek ternama ditemukan mengandung kadar BPA yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin sulit untuk membayangkan bahwa 'pakaian yang kita kenakan bisa membahayakan kesehatan tubuh'. Tetapi, penelitian terbaru menunjukkan beberapa pakaian favorit orang mungkin dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit serius.

Pengawas AS menemukan pakaian olahraga yang dibuat oleh jenama populer seperti Nike dan Fabletics mengandung tingkat racun Bisphenol A (BPA). BPA adalah bahan kimia industri yang diyakini dapat meningkatkan tekanan darah, penyakit jantung, kanker, obesitas, dan ketidaksuburan.

Baca Juga

Center for Environmental Health (CEH) telah memulai tindakan hukum terhadap delapan jenama setelah tes mengungkapkan pakaian mereka dapat mengekspos pemakai hingga 40 kali batas aman BPA (standar AS). Level berbahaya juga ditemukan pada legging Patagonia, Athleta, Champion, dan Kohl, celana pendek atletik Adidas dan Champion, serta bra olahraga Sweaty Betty.

CEH memperingatkan semua orang untuk membatasi waktu yang dihabiskan ketika mengenakan pakaian olahraga mereka. Di California, tingkat dosis maksimum yang diperbolehkan untuk BPA melalui paparan kulit adalah tiga mikrogram per hari.

Inggris masih mengikuti undang-undang Uni Eropa tentang BPA, bahkan setelah Brexit, di mana belum diuraikan batasan paparan kulit. Namun, pada April 2023, Otoritas Keamanan Pangan Eropa memutuskan bahwa paparan harian BPA yang aman adalah 0,2 nanogram per kilogram berat badan.

BPA umumnya ditemukan pada wadah makanan dan botol yang dapat digunakan kembali karena membuat plastik lebih lentur dan tak mudah pecah. Oleh karena itu, sebagian besar paparan BPA telah dipelajari dalam konteks konsumsi.

Pengaruh BPA pada tubuh melalui penyerapan kulit juga telah dipelajari, tetapi kebanyakan melalui tidak melalui pakaian. Ahli imunologi dari Tufts University School of Medicine, Prof Ana Soto, mengatakan bahaya penyerapan BPA secara dermal (melalui kulit) telah diketahui sejak lama.

"Ketika tubuh terpapar dengan dosis kecil secara oral dan dosis kecil secara transdermal (melalui kulit), mereka bersama-sama akan membuat dosis yang besar," ucap Prof Soto, dilansir The Sun, Sabtu (20/5/2023).

Prof Soto telah mempelajari efek BPA dosis rendah selama perkembangan janin. Dia menemukan bahwa tingkat paparan yang rendah ini meningkatkan risiko obesitas, diabetes, masalah perilaku, dan kanker.

Lembaga kesehatan AS kini menyerukan beberapa jenama untuk merumuskan ulang produk mereka untuk menghilangkan semua bisfenol, termasuk BPA.

"Untuk sementara, kami merekomendasikan untuk membatasi waktu yang dihabiskan mengenakan pakaian olahraga dan menggantinya setelah berolahraga," kata seorang juru bicara kepada CNN.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement