Senin 22 May 2023 05:05 WIB

Perintah Allah pada Nabi Nuh untuk Membangun Bahtera

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 15-16.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Perintah Allah pada Nabi Nuh untuk Membangun Bahtera
Foto: MgIt03
Ilustrasi. Perintah Allah pada Nabi Nuh untuk Membangun Bahtera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dia adalah Nuh bin Lamik bin Mannusyalkh bin Khanukh, yakni Idris bin Yard bin Mahlayil bin Oainan bin Anusy bin Syits bin Adam bapak manusia alaihissalam.

Dikutip dari buku Qashashul Anbiya (Kisah Para Nabi), Nabi Nuh lahir 126 tahun setelah kematian Nabi Adam. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir dan yang lainnya.

Baca Juga

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Ankabut, "Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia." "Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS Al-Ankabut: 15-16)

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Ash-Shaffat, "Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: Maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami)."

"Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar."

"Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan."

"Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,"

"Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam".

"Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."

"Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman."

"Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain." (QS Ash-Shaffat: 75-82)

Diriwayatkan oleh oleh Imam Al-Bukhari dari hadits Ibnu Juraij dari Atha' dari Ibnu Abbas ketika menafsirkan firman Allah, “Mereka berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'ug, dan Nasr.” (QS Nuh: 23)

Ibnu Abbas berkata: Ini merupakan nama-nama orang shalih dari kalangan kaum Nuh. Ketika mereka meninggal, maka syaithan membisikkan kepada kaum mereka untuk membuat patung di majelis-majelis yang dulu biasa mereka gunakan. Mereka memberi nama patung-patung tersebut dengan nama orang-orang shalih tersebut. Mereka pun melakukannya dan saat itu patung-patung tersebut belum disembah. Hingga setelah mereka meninggal dan ilmu mulai punah maka patung-patung tersebut disembah.

Allah Ta'ala berfirman,

"Nuh berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku".

"Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, Yakni dengan perintah Kami dan penglihatan dari Kami ketika engkau membuat bahtera. Agar kami membimbingmu supaya benar dalam membuat bahtera tersebut."

Allah Ta'ala berfirman,

"Maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS Al-Mu minun: 26-27)

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir'."

"Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS Huud: 42-43)

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,"dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim"." (QS Huud: 44)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement