REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Pauline Hungwe meringkuk di kamar mandi apartemennya di Sudan. Dia ketakutan dan sempat mengintip ke luar jendela untuk melihat dinding bangunan di dekatnya yang hancur karena terkena tembakan artileri.
Hungwe yakin unit apartemennya akan menjadi sasaran tembakan berikutnya dan dia akan mati. Satu-satunya hal yang dia pikirkan adalah menelpon putranya di Zimbabwe.
"Saya pikir saya akan mati. Saya menelepon putra saya, 'Saya pergi'," ujar Hungwe.
Hungwe tidak mengira dia akan selamat dari Sudan. Dia akhirnya tiba di Zimbabwe, setelah menempuh perjalanan yang melelahkan menuju tempat yang aman dengan bus, kapal, dan pesawat terbang. Hungwe berlutut dan mencium tanah di bandara ketika tiba di Zimbabwe.