Senin 22 May 2023 14:57 WIB

Institut Teknologi Kalimantan Kerja Sama dengan Kampus dan Pemda Beihai-Guangxi China

Kerja sama ini memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan China.

Rombongan delegasi Institut Teknologi Kalimantan melakukan kerja sama dengan kampus, pemerintah daerah, perusahaan di Beihai-Guangxi, China, Kamis (18/5/2023).
Foto: KBRI Beijing
Rombongan delegasi Institut Teknologi Kalimantan melakukan kerja sama dengan kampus, pemerintah daerah, perusahaan di Beihai-Guangxi, China, Kamis (18/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Institut Teknologi Kalimantan (ITK) bersama dengan perwakilan dari South China Agriculture University (SCAU), Guangxi University Science and Technology (GXUST), PT Julong Indonesia, Huili Manufacturing, dan pemerintah daerah Beihai-Guangxi, secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Beihai-Guangxi, Kamis (18/5/2023). Mou itu  meliputi kerja sama antaruniversitas, industri, serta pemerintah dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. 

Dalam keterangan pers Kedubes RI Beijing, China, Senin (22/5/2023), penandatanganan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok serta penguatan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Baca Juga

MoU tersebut mencakup berbagai aspek kerja sama, termasuk pertukaran peneliti, mahasiswa, dan dosen antara ITK dengan SCAU, dan GXUST. Kerja sama ini juga akan membuka peluang bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk mendapatkan pengalaman industri dan pengalaman internasional yang dapat memperluas wawasan mereka di bidang pendidikan, pelatihan, dan penelitian. 

Selain itu, kerja sama dengan industri Julong dan Huili Manufacturing bertujuan untuk mengembangkan inovasi di sektor industri dan otomotif, khususnya dalam pengembangan teknologi industri perkebunan, pertanian dan pengembangan kendaraan ramah lingkungan.

Prof Dr Agus Rubiyanto, MEng Sc, Rektor ITK, mengungkapkan harapannya terhadap kerja sama yang efektif dan berkelanjutan antara ITK dengan berbagai mitra di Tiongkok. Ia menyebut bahwa kerja sama ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak, termasuk kemajuan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi. Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi ITK untuk memperluas jaringan internasionalnya, memperdalam kerja sama dengan berbagai stakeholder terkemuka, serta meningkatkan reputasi ITK sebagai lembaga pendidikan dan penelitian yang berorientasi internasional. 

Agus mengharapkan kerja sama ini akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok serta sebagai bagian dari implementasi program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.

Delegasi ITK dipimpin oleh Prof Dr  Agus Rubiyanto, MEng Sc, Yunita Triana, SSi, MSi, PhD selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITK, serta Andi Idhil Ismail, ST, MSc, PhD  selaku ketua Jurusan Teknologi Industri dan Proses, melaksanakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama antar institusi dan industri dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Sebagai implementasi program Merdeka Belajar – ITK melakukan kunjungan ke Tiongkok pada tanggal 15 hingga 18 Mei 2023.  Kunjungan ini melibatkan beberapa pemangku kepentingan terkemuka di wilayah tersebut, termasuk South China Agriculture University (SCAU), Guangxi University Science and Technology (GXUST), PT. Julong Indonesia, pabrik otomotif Huili Manufacturing, Pemerintah Daerah Beihai - Guangxi, Gentala Institut dan berbagai media lokal dan nasional. 

Selama kunjungan, delegasi ITK juga mengunjungi South China Agriculture University (SCAU) di Guangzhou. Pada kesempatan tersebut diinisiasi kerja sama yang difokuskan pada pengembangan teknologi pertanian dan perkebunan terkini. 

Diskusi tersebut membahas potensi kerja sama dalam bidang pengembangan otomatisasi traktor yang digunakan dalam pertanian dan perkebunan, terutama kelapa sawit. Kedua institusi berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dan keahlian guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam sektor pertanian dan perkebunan dengan menyesuaikan kebutuhan dari industri.

Tidak hanya itu, delegasi ITK juga mengunjungi Guangxi University of Science and Technology (GXUST) - di Provinsi Guangxi, di mana mereka menjalin hubungan erat dengan para akademisi dan peneliti dari berbagai kampus agriculture di seluruh Tiongkok. 

Diskusi intensif dilakukan untuk mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama yang saling menguntungkan, termasuk kolaborasi dalam penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi industri. Dari pertemuan tersebut juga diinisasi akan adanya pertemuan secara global antara kampus-kampus teknologi dan pertanian dari Tiongkok dengan kampus-kampus teknologi dan pertanian dari Indonesia.

Tidak hanya itu, delegasi ITK juga mengunjungi Guangxi University of Science and Technology (GXUST) - di Provinsi Guangxi, di mana mereka menjalin hubungan erat dengan para akademisi dan peneliti dari berbagai kampus agriculture di seluruh Tiongkok. Diskusi intensif dilakukan untuk mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama yang saling menguntungkan, termasuk kolaborasi dalam penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi industri. 

Dari pertemuan tersebut juga diinisasi akan adanya pertemuan secara global antara kampus-kampus teknologi dan pertanian dari Tiongkok dengan kampus-kampus teknologi dan pertanian dari Indonesia.

Industri otomotif Huili Manufacturing juga menjadi tujuan penting dalam kunjungan ini. Delegasi ITK diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung proses produksi dan teknologi terbaru yang diterapkan di industri tersebut. Kerja sama dengan Huili Manufacturing diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, dosen, dan peneliti ITK dalam bidang industri otomotif.

Semua kegiatan kerja sama ini didukung Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok, Yudil Chatim yang  juga turut mendampingi dan memberikan kontribusi pemikiran serta ide-ide inovatif terhadap seluruh rangkaian kunjungan ITK di Tiongkok. "Implementasi program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka menyelaraskan kurikulum kampus dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Untuk itu diperlukan kemitraan dan kolaborasi yang komprehensif antara satuan pendidikan, dunia usaha dunia industri, pemerintah, komunitas, dan media" Kata Yudil Chatim .

Kunjungan ini juga di dukung penuh oleh Bapak LeiWenzong - PT Julong Indonesia, yang merupakan perusahaan kelapa sawit Tiongkok terbesar yang sudah berinvestasi di Indonesia dan mendukung inisiatif kolaborasi ITK di Tiongkok , untuk kerjasama ini Gentala Institut berperan sebagai nara hubung dan jembatan pada kemitraan ini memainkan peran penting dalam memfasilitasi dan memajukan kerja sama antara ITK dengan institusi pendidikan, industri, pemerintah daerah, community dan media di Negeri Tiongkok.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement