REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kepolisian Spanyol bertindak cepat mengusut kasus pelecehan rasial terhadap Vinicius Junior. Dua hari lalu, winger Real Madrid itu dilecehkan saat mentas dalam laga kontra tuan rumah Valencia.
Ini bukan pertama kalinya Vinicius mengalami hal serupa. Petugas berwenang mengetahui fakta tersebut. Pada Januari 2023 lalu, ada empat orang diduga menggantung manekin atau orang-orangan pria Brasil itu di jembatan jalan raya di Madrid. Kini, para pelaku telah ditangkap oleh polisi Madrid.
"Penangkapan terjadi dua hari setelah kasus terbaru pelecehan rasial terhadap pemain depan Brasil itu dalam pertandingan Liga Spanyol melawan Valencia," demikian laporan yang dikutip dari nbcnews.com, Selasa (23/5/2023).
Manekin Vinicius itu terlihat pada pagi hari sebelum pertandingan derbi antara Real Madrid dan Atletico Madrid. Derbi tersebut berlangsung di ajang Copa del Rey. Ada spanduk bertuliskan "Madrid benci Real".
Para pelaku menggunakan figur berkulit hitan bertuliskan nama Vinicius. Ada tali di leher boneka atau orang-orangan tersebut. Mereka menggantungnya di jembatan layang saat cuaca masih gelap di ibu kota Spanyol.
Itu merupakan pesan bernada kebencian. Salah satu kelompok penggemar garis keras Los Colchoneros, Ultra Atletico, sering melakukan hal seperti itu, tapi kali ini mereka membantah bertanggung jawab.
Kepolisian mengatakan, empat orang yang ditangkap berusia antara 19 hingga 24 tahun. Ada gambar para pelaku itu dalam keadaan diborgol dan dikawal menuju ruang pemeriksaan.
"Media Spanyol mengatakan, beberapa merupakan ultras Atletico. Polisi telah menggunakan kamera keamanan untuk mengindentifikasi para pelaku, tetapi belum ada tindakan yang diambil sampai sekarang," tambah laporan dari nbcnews.com.
Vinicius berulang kali menjadi sasaran ejekan penghinaan rasial di Negeri Matador. Terutama di sepanjang musim ini ketika ia merayakan golnya dengan menari. Sebagian oknum terganggu dengan hal itu.
Dalam laga kontra Valencia, eks Flamengo itu lagi-lagi mendapatkan perlakuan serupa. Seorang penggemar memanggil dan membuat gerakan monyet ke arahnya. Vinicius mempertimbangkan untuk meninggalkan lapangan, tetapi pada akhirnya ia terus bermain.
Sejumlah pihak memberikan dukungan penuh kepada Vinicius. Semua mengkritik sepak bola Spanyol karena dinilai tidak berbuat banyak untuk menghentikan rasialisme. Los Che melarang seumur hidup pendukungnya yang diidentifikasi menghina pesepak bola 22 tahun itu selama pertandingan.