REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia mengonsumsi kopi setiap harinya. Entah dua atau tiga gelas per hari. Bagaimana saat di Tanah Suci.
Kasie Penghubung Kesehatan Daker Madinah, Dr Desnita mengatakan, tak masalah mengonsumsi kopi selama di Tanah Suci. Namun, jamaah perlu memahami kopi, teh, dan minuman lainnya itu akan menyebabkan haus. "Jadi bukan karena melulu persoalan lambung saja, tetapi memicu rasa haus," kata dia saat berbincang, Kamis (25/5/2023).
Sementara, menurut dia, cuaca di Madinah cenderung panas dan kering, tetapi tidak membuat haus. Padahal, kebutuhan konsumsi air minum per harinya tidak berubah. Minimal seteguk per setiap kesempatan. "Jangan sampai dehidrasi," kata dia.
Dokter Desnita juga mewanti-wanti jamaah untuk tidak abai mengenakan alat pelindung diri, seperti topi atau payung pun dengan alas kaki yang tebal dan longgar guna mencegah kaki melepuh. "Terlihat sepele, tetapi mutlak diperhatikan," kata dia.
Untuk itu, jamaah haji pun disarankan siapkan satu tas kecil yang nyaman digunakan untuk berisi topi, payung, botol air minum, pelindung kulit, dan segala hal yang diperlukan selama beraktivitas di luar.
Seperti diketahui mulai Rabu (24/5/2023) kemarin, jamaah haji sudah mulai berdatangan ke Madinah. Ada 16 kloter dari delapan embarkasi dengan total jamaah mencapai 6.383 orang. Mereka berangkat dari delapan embarkasi, yaitu Jakarta - Pondok Gede (JKG), Jakarta - Bekasi (JKS), Solo (SOC), Makassar (UPG), Aceh (BTJ), Kualanamu/Medan (KNO), Batam (BTH), dan Surabaya (SUB).