Kamis 25 May 2023 14:48 WIB

Kelompok Konservatif di AS Berjuang Tolak Kampanye LGBTQ di Berbagai Negara Bagian

Kelompok konservatif dorong aturan pelarangan kampanye LGBT di berbagai negara bagian

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Jaringan supermarket Amerika Serikat (AS) Target menghapus ribuan item dari rangkaian produk Pride Collection yang mendukung LGBTQ.
Foto: AP
Jaringan supermarket Amerika Serikat (AS) Target menghapus ribuan item dari rangkaian produk Pride Collection yang mendukung LGBTQ.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Kebijakan sebuah jaringan supermarket Target yang menarik kembali berbagai produk Pride Collection yang mendukung kampanye gerakan LGBT di beberapa wilayah AS mendapatkan pro dan kontra. Kelompok konservatif AS, terutama pendukung Partai Republik mendukung langkah tersebut. Bahkan kelompok konservatif dan sayap kanan ini berusaha mendorong adanya aturan pelarangan kampanye LGBT di berbagai negara bagian AS.

Menurut American Civil Liberties Union, sebanyak 480 Rancangan Undang-Undang (RUU) anti-LGBTQ yang telah diajukan ke badan legislatif negara bagian di seluruh negeri di AS tahun ini.

Kelompok konservatif dan sayap kanan di AS berharap para anggota parlemen bisa mengesahkan dan memberlakukan undang-undang untuk membatasi kampanye LGBTQ masuk ke dunia pendidikan di sekolah-sekolah, melarang kampanye transisi gender masuk ke layanan kesehatan, dan kampanye LGBTQ lainnya.

Seorang tokoh sayap kanan, Matt Walsh dalam sebuah tweet-nya pada Rabu (25/5/2023), menulis bahwa kelompok LGBTQ bertujuan "membuat 'Pride Collection' menjadi sampah dan racun" bagi merek-merek lain. "Jika mereka memutuskan untuk melemparkan 'sampah' ini ke wajah kita, mereka harus tahu bahwa mereka akan membayar harganya," tulis Walsh.

"Itu tidak akan sebanding dengan apa pun yang mereka pikir akan mereka dapatkan," terangnya.

Walsh menyinggung badai yang melanda Bud Light setelah merek bir tersebut bermitra dengan seorang influencer transgender Dylan Mulvaney pada musim semi ini. Setelah itu, penjualan Bud Light menurun setelah kampanye online dan seruan boikot.

Pertama Bud Light dan sekarang Target," cuit Walsh. "Kampanye kami membuat kemajuan. Mari kita teruskan," tambahnya.

Aktivis konservatif lainnya juga menyatakan kemenangannya dengan dihentikannya kampanye LGBTQ di jaringan supermarket Target di AS. Dalam sebuah tweet, aktivis yang mendeskripsikan dirinya sebagai aktivis "anti-Woke", Rogan O'Handley, merayakan turunnya nilai perusahaan Bud Light dan turunnya saham Target pada Rabu (25/5/2023).

"Inilah yang terlihat seperti kemenangan," cuitnya.

Jarigan supermarket Target mempekerjakan desainer LGBTQ untuk koleksi Pride-nya tahun lalu, dengan mengatakan bahwa mereka ingin "merayakan komunitas secara otentik," menurut siaran pers perusahaan. Merek ini melanjutkan kemitraannya dengan para desainer queer untuk koleksinya tahun ini.

Para aktivis konservatif telah mempermasalahkan koleksi pakaian untuk anak-anak, dan pakaian renang yang "ramah" untuk orang dewasa. Pakaian untuk anak-anak memiliki slogan-slogan yang mendukung, termasuk "jadilah dirimu sendiri" dan "orang trans akan selalu ada!"

Desainer Inggris Erik Carnell, salah satu kolaborator LGBTQ dari koleksi Pride, menarik produknya dari situs web perusahaan dalam beberapa hari terakhir. Dia menyebut keputusan peritel untuk menghapus produknya yang mencakup pakaian yang berisi pesan-pesan dukungan LGBTQ seperti "sembuhkan transfobia, bukan transgender" dan "kami ada di mana-man" - sebagai "salah" dan "tidak bisa dibenarkan".

Kemitraan Carnell dengan Target telah disorot oleh para penentang LGBTQ dan koleksi Pride perusahaan tersebut, terutama karena penggunaan simbolisme Setan dalam beberapa desainnya. Kini tidak satu pun dari produk Carnell yang dijual di Target mengandung gambar setan. Namun, hal itu tidak menghentikan "ratusan email ancaman" dalam beberapa hari terakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement