REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Data Pemerintah Inggris pada Kamis (25/5/2023) mencatat, jumlah orang yang pindah ke Inggris pada 2022 mencapai rekor tertinggi, yakni lebih dari 600.000 orang. Migrasi bersih, selisih antara jumlah orang yang datang dan yang pergi, adalah 606.000 untuk tahun ini, menurut Kantor Statistik Nasional Inggris.
Sebanyak 1,2 juta orang pindah ke Inggris pada 2022, sementara 557.000 orang pergi meninggalkan Inggris. Angka bersih ini naik dari hanya di bawah 500.000 pada 2021.
Kantor statistik mengatakan bahwa tingkat rekor tersebut disebabkan oleh serangkaian peristiwa dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang 2022. Termasuk pencabutan pembatasan setelah pandemi virus corona berakhir.
Selain orang-orang yang datang ke Inggris untuk bekerja, angka tersebut juga mencakup puluhan ribu pelajar internasional dan hampir 200.000 orang yang datang di bawah program khusus. Mereka yang di bawah program khusus tersebut untuk orang-orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina dan tindakan keras China di Hong Kong.
Angka yang tinggi ini akan memperbaharui perdebatan mengenai keluarnya Inggris dari Uni Eropa, yang sebagian dimotivasi oleh kedatangan ratusan ribu orang dari seluruh Eropa pada tahun-tahun sebelum referendum Brexit 2016.
Para pendukung Brexit mengatakan bahwa meninggalkan Uni Eropa, yang memberikan hak kepada warga negara anggota untuk tinggal dan bekerja di negara anggota lainnya, akan memungkinkan Inggris untuk mengontrol perbatasannya. Banyak orang yang memilih Brexit mengira imigrasi akan turun, tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Sementara jumlah orang yang pindah ke Inggris dari negara-negara Uni Eropa turun menjadi 151.000 pada 2022. Sementara jumlah dari luar negara-negara Uni Eropa tersebut adalah 925.000.