REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (25/5/2023) memberikan sanksi kepada pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner atas keterlibatan mereka di Mali. Keterlibatan Grup Wagner merupakan indikasi bahwa Kremlin mencoba menggunakan negara Afrika Barat itu sebagai pos jalan untuk pengiriman senjata ke pasukan Rusia di Ukraina.
Sanksi Departemen Keuangan AS menargetkan pejabat lokal Grup Wagner Ivan Maslov. Staf Maslov bekerja untuk membeli ranjau, drone, dan sistem senjata lainnya dari pemasok asing untuk dikirim ke pesawat tempur Rusia di Ukraina. Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller membahas kecurigaan AS tersebut awal pekan ini.
"Kami belum melihat indikasi bahwa akuisisi ini telah diselesaikan atau dieksekusi, tetapi kami memantau situasinya dengan cermat," kata Miller.
Grup Wagner di pimpin oleh Yevgeny Prigozhin, yang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Grup Wagner adalah kontraktor militer swasta yang pasukan paramiliternya berjuang untuk Rusia di Ukraina. Mereka juga memperluas pengaruh Rusia di negara-negara berkembang di belahan bumi selatan.
Di Afrika, Grup Wagner telah menengahi kesepakatan di Mali, Republik Afrika Tengah, Libya dan di tempat lainnya. Hal ini memberikan keamanan bagi para pemimpin nasional yang otokratis, seringkali dengan imbalan bagian dari penambangan emas lokal dan sumber daya lainnya.
Pakar regional dan lainnya menuduh Kremlin menggunakan operasinya di Mali dan di tempat lain di Afrika sebagai sumber pendanaan dan pusat logistik untuk invasi Ukraina selama 15 bulan. Namun Rusia membantah semua tuduhan itu.
Washington telah memberikan sanksi kepada Grup Wagner dan para pemimpinnya atas serangan Rusia terhadap Ukraina dan pelanggaran hak sejak 2017. Amerika Serikat juga memberlakukan pembatasan visa pada dua komandan militer Mali.
Sanksi itu diputuskan sehubungan dengan pembantaian di Mali pada 2022. PBB mengatakan pasukan Mali yang didukung oleh pejuang asing menewaskan sedikitnya 500 orang di sebuah desa di Mali tengah. Prancis dan negara-negara lain mengatakan para pejuang asing itu adalah tentara bayaran Wagner.