Sabtu 27 May 2023 07:47 WIB

Dituduh Mata-Mata, Fisikawan AS Keturunan Cina Ajukan Gugatan ke FBI

FBI menyerbu rumah Xiaoxing Xi pada 2015 dan menodongkan senjata ke keluarganya

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Seorang profesor Temple University di Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, Xiaoxing Xi akan mengajukan gugatan terhadap Biro Investigasi Federal (FBI), setelah dituduh sebagai mata-mata Cina di AS.
Foto: AP
Seorang profesor Temple University di Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, Xiaoxing Xi akan mengajukan gugatan terhadap Biro Investigasi Federal (FBI), setelah dituduh sebagai mata-mata Cina di AS.

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Seorang profesor Temple University di Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, Xiaoxing Xi akan mengajukan gugatan terhadap Biro Investigasi Federal (FBI), setelah dituduh sebagai mata-mata Cina di AS.

Seorang hakim di pengadilan banding federal memutuskan mendukung Xi pada Rabu (24/5/2023), dan mengizinkan fisikawan tersebut untuk melanjutkan kasusnya melawan pemerintah AS, karena penuntutan yang salah dan melanggar hak-hak konstitusional. Xi mengalami pelanggaran hak warga negara ketika FBI melakukan penggeledahan atas keluarganya, melakukan penyitaan, dan pengawasan yang melanggar hukum.

Gugatan itu muncul setelah agen FBI menyerbu rumah Xi di Philadelphia pada tahun 2015. FBI mengumpulkan keluarganya di bawah todongan senjata, dan menangkapnya dengan tuduhan penipuan dan terkait tindakan spionase ekonomi, sebelum akhirnya petugas mencabut tuduhan tersebut beberapa bulan kemudian.

"Saya sangat, sangat senang bahwa kami akhirnya dapat membuat pemerintah berada di bawah sumpah untuk menjelaskan mengapa mereka lakukan tindakan itu, melanggar hak-hak konstitusional kami," kata Xi dalam sebuah wawancara eksklusif dengan NBC News. "Kami akhirnya memiliki kesempatan untuk meminta pertanggungjawaban mereka."

Kasus ini sekarang akan dilimpahkan kembali ke pengadilan distrik, melanjutkan perjuangan hukum yang panjang. Xi, yang diwakili oleh American Civil Liberties Union, berusaha mengajukan gugatan terhadap pemerintah pada tahun 2017, menuduh bahwa agen-agen FBI "secara sadar atau sembrono membuat pernyataan palsu" untuk mendukung penyelidikan dan penuntutan mereka.

Xi juga mengklaim bahwa penangkapannya bersifat diskriminatif, dan bahwa ia menjadi sasaran karena etnisitasnya, seperti halnya para akademisi keturunan Cina di Amerika lainnya. Pengadilan distrik membatalkan kasusnya pada tahun 2021, tetapi Xi mengajukan banding atas keputusan tersebut tahun lalu.

Biro Investigasi Federal (FBI) menolak berkomentar. Kasus spionase terhadap Xi terkait dengan dugaan pengungkapan informasi manufaktur dengan komunitas penelitiannya. Departemen Kehakiman AS pada 2015 menuduh fisikawan tersebut membagikan skema untuk pemanas saku, yang sebelumnya telah ditandatangani oleh Xi, dengan rekan-rekannya di Cina.

Namun, kesaksian dari sesama fisikawan menunjukkan bahwa cetak biru itu bukan untuk teknologi yang dimaksud, tetapi untuk penemuan Xi sendiri. Dokumen pengadilan menunjukkan, penemu pemanas saku telah mengatakan kepada agen FBI yang menangani kasus ini, teknologinya "sudah dikenal luas" dan tidak "revolusioner."

Kasus ini mandek selama empat bulan setelah Xi ditangkap, tetapi kemudian ia diancam hukuman penjara hingga 80 tahun dan denda hingga 1 juta dolar AS. Dengan keputusan baru-baru ini, Xi mengatakan bahwa ia berharap lebih banyak orang Asia-Amerika yang lebih aktif dan meminta pertanggungjawaban dari mereka yang berkuasa.

"Bagi orang Cina, dulu orang-orang mencoba untuk tetap diam dan melanjutkan hidup mereka dan tidak melakukan apa-apa, tidak mengatakan apa-apa. Tapi sekarang saya dapat melihat bahwa semakin banyak orang yang mau berbicara," kata Xi.

"Saya harap upaya yang telah saya lakukan, dalam beberapa hal, telah mendorong orang untuk melakukan hal yang sama dan mengambil tindakan hukum terhadap ketidakadilan pemerintah - itu adalah langkah besar lainnya selain berbicara."

Namun, perjuangan hukum ini harus dibayar mahal. Xi menjelaskan bahwa hal tersebut berdampak pada mental, emosional, dan penelitiannya.

"Bagian terbesarnya adalah rasa takut ini. Setelah melalui proses tersebut, mengetahui apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk memutarbalikkan apa pun menjadi alasan untuk mendakwa Anda - Itu hanya dampak psikologis yang sangat signifikan," katanya. "Semua yang saya lakukan, saya menjadi sangat berhati-hati."

Mengutip ilmuwan seperti Gang Chen dari MIT, yang juga dibebaskan setelah penyelidikan dari Departemen Kehakiman. Tetapi ia sekarang menolak untuk melakukan penelitian yang didanai pemerintah. Xi mengatakan bahwa serangkaian ilmuwan Asia-Amerika yang dituduh secara salah telah menciptakan lingkungan penelitian yang tegang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement